Perang di Afghanistan pada satu dekade lalu membawa pemuda bernama Ali Rahim harus menjahit masa depan baru. Ali menjadi salah satu pengungsi yang berdiam di Manado, Sulawesi Utara.
Ali melanjutkan hidup dan berhasil memperoleh gelar sarjana dari perguruan tinggi negeri di Manado, yakni Universitas Sam Ratulangi. Ali, juga menjadi kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).
Ali memiliki ide untuk membudidayakan sayuran hidroponik. Menurutnya, peralatan untuk budidaya sayuran hidroponik dapat diusahakan. Selain itu, sayuran ini juga memiliki nilai yang lebih tinggi ketimbang sayur konvensional. Belum lagi, sayuran hidroponik secara fisik lebih berkualitas dan bebas pestisida.
Dari pemikirannya ini, Ali mengusulkan usaha hidroponik ke Masjid Ulil Albab, Manado. Usulannya disetujui, dan budidaya sayuran hidroponik dikelola bersama dengan Badan Takmirul Masjid Ulil Albab.
Sungguh apa yang dilakukan Ali Rahim ini adalah perwujudan dari EMAS (Ekonomi Masjid). Dengan ide ini, masjid ikut menjadi sumber kemakmuran bagi masyarakat di sekitarnya. Selain itu, melalui lumbung ekonomi pula, kelak semakin banyak orang yang menjadikan masjid sebagai sentra sosial, ekonomi, bahkan budaya.
Mudah-mudahan semakin banyak sosok seperti Ali Rahim lainnya, yang memakmurkan Indonesia dari masjid.