Inspiring Monday
Dapatkan informasi terbaru Inspiring Monday melalui email dengan melakukan Subscribe
Resepsi Malam Pengantar Tugas menjadi salah satu momen penghujung Pendidikan Pemantapan Pimpinan Nasional (P3N) Lemhannas RI. Alhamdulillah, bersama istri tercinta, kami dilepas oleh Gubernur Lemhannas RI, Kanda Ace Hasan Syadzili, dan Sestama Lemhannas RI.
Saya sering menuliskan pula pengalaman dan topik-topik menarik dalam kelas maupun tugas-tugas P3N. Mengikuti sesi P3N ini tak hanya mempertebal rasa cinta terhadap negeri, tetapi juga memberi banyak wawasan material untuk mendukung kepemimpinan tiap pesertanya.
Terima kasih untuk para pimpinan dan pengampu P3N Lemhannas, rekan-rekan peserta, serta para narasumber yang saya libatkan dalam tugas-tugas selama kurang lebih tiga bulan terakhir ini. Insya Allah, saya dan para alumni P3N XXVI Lemhannas akan mengamalkan tema “wisuda” kami kemarin “Merajut dan Merawat Kebersamaan Guna Menyongsong Indonesia Emas 2045”.
Yakin Usaha Sampai, Yakusa!
Mengikuti Jalan Pagi Belajar Sejarah, “Jalan Jalan Rizal”
Minggu sore (30/11/2025), saya ikut sesi belajar sejarah bersama Buku Kobam Menteng yang dipandu juga oleh Sejarawan JJ Rizal. Kami berkunjung ke rumah Menlu Pertama, R.A. Soebardjo Djojoadisoerjo. Rumah ini terletak di kawasan Menteng, sudah berpindah kepemilikan, tetapi masih terawat sebagai bangunan warisan sejarah.
Selain mengunjungi rumah yang terletak di Jalan Cikini Nomor 82 tersebut, kami juga diberi ulasan sejarah mengenai Tan Malaka. Salah satu kepingan sejarah yang menarik tentang Tan Malaka adalah ternyata sosoknya adalah pemeluk agama Islam. Selain itu, ia juga memilih untuk men-jomblo hingga akhir hayat.
Namun, Tan Malaka tetap menjadi salah satu pahlawan yang punya pesonanya sendiri untuk anak-anak muda masa kini. Tan Malaka disukai karena semangat juangnya yang gigih untuk meraih kemerdekaan tanpa kompromi, gagasan-gagasan revolusionernya, dan peranannya dalam mendidik serta memperjuangkan hak-hak rakyat jelata. Beliau juga adalah sosok pertama yang mencetuskan konsep “Republik Indonesia” dalam sebuah buku, bahkan sebelum kemerdekaan diproklamasikan, serta berperan sebagai pendidik dan penulis yang produktif.
Senang sekali bisa mengikuti sesi tatap muka, berkunjung, sekaligus membahas buku dan kisah sejarah. Selamat menjalani hari Senin untuk sahabat online di manapun berada!
‘Afterparty’ ala Kanda Bahlil dkk: Nongkrong di Warung Aceh, Sholawatan Bareng Pengamen
Malam minggu bersama kakanda senior-senior HMI kali ini terasa sangat berbeda. Usai menghadiri undangan pernikahan anak dari Kombes Pol. H. Enggar Pareanom, saya bersama Kanda Bahlil, Kanda Bursah Zarnuby dan Kanda Fachry Ali serta beberapa senior lain mengikuti ‘afterparty’.
Sesi ‘afterparty’ kami juga sangat spontan dan membumi, nongkrong di warung Mie Aceh Kring Kring, sembari menyesap Kopi Gayo dan aneka cemilan lainnya. Suasana malam semakin riuh saat meja kami kehadiran pengamen. Bukan seorang atau dua orang pengamen, melainkan boleh dikata, rombongan pengamen.
Lagu yang dilantunkan pengamen juga ‘anti mainstream’. Alih-alih mendendangkan lagu viral, rombongan pengamen tersebut malah melantunkan sholawat nabi, yang biasanya kita dengar dari pengeras suara masjid-masjid saat ada acara pengajian.
Rombongan kami menikmati sholawat sambil sesekali ikut bersenandung bersama. Di penghujung sesi ngamen, Bang Bursah dan asisten Kanda Bahlil spontan menyerahkan lipatan uang ke para pengamen. Kanda Bahlil juga menimpali, “Ayo, bungkus..,” kode untuk para pengamen agar ikut memesan menu dan membawa pulang untuk dimakan di rumah.
Begitulah, momen seperti inilah yang akan kita rindukan kelak, dan sebenarnya cerminan dari apa yang dijalani para kader HMI di seluruh Nusantara. Tetap membumi, tetap teguh dalam mengupayakan yang terbaik untuk bangsa. Yakusa!
