Saya mendapat undangan berbuka puasa dari rekan yang menjadi anggota Fanta Diaspora. Beliau adalah pemuda yang menyelesaikan S1 dan S2 di Cina. Pulang ke Indonesia, jejaring diaspora muda pemerhati isu kebijakan luar negeri (foreign policy) tetap ia rawat.
Nama perkumpulan yang mengundang saya tersebut adalah Futurist Lounge. Kami beridiskusi sembari menyantap hidangan berbuka puasa.
Perbincangan mengalir, diawali dengan cerita di balik layar TKN Fanta, dan beberapa penjelasan saya mengenai advokasi isu-isu pemuda.
Pada titik ini, peserta diskusi mulai terbuka. Di antara mereka ada yang menjadi tim hukum 01, dan ada pula yang di bilik suara kemarin mengaku mendukung 03.
Tetapi, meskipun sudah menyerahkan dukungan untuk kandidat yang berbeda-beda, forum ini sepakat, mendorong persatuan. Satu lagi gagasan yang saya sampaikan dan tampaknya dianggap perlu terus diusung: mendukung lebih banyak orang muda menjadi pemimpin di sektor strategis.
Semua memberi gestur mengiyakan, saat saya sampaikan, jangankan orang yang lebih tua, kita sendiri sering skeptis jika ada teman seusia kita memimpin. Padahal kalau bukan sesama kita yang mendukung, siapa lagi?
Dan begitulah, diskusi semakin larut. Sayapun banyak mendapat ilmu dan perspektif baru. Tentang kondisi global, dan bagaimana digitalisasi semakin evolving ke depannya.
Senang bisa terus duduk semeja dengan orang muda yang antusias dan memiliki determinasi tinggi di manapun mereka berkontribusi.