Beberapa waktu lalu, tulisan saya sempat dimuat di kolom Opini di Harian Republika. Saya mengulas resiliensi ekonomi syariah. Ekonomi syariah terbukti tetap kuat manakala terjadi krisis. 

Saya mengawali tulisan dengan flashback setahun lalu, saat varian delta ‘mengamuk’ di Indonesia. Kala itu, raungan ambulans silih berganti dan ‘teriakan’ rekan – rekan tenaga kesehatan yang sempat kewalahan. Saat krisis tersebut melanda, ekonomi syariah tetap berdaya. 

Saya menjadi saksinya. Kala itu, Bank Syariah Indonesia justru membuktikan ketangguhan. BSI malah mendapat anugerah dari Forbes sebagai salah satu World’s Best Bank. BSI juga ikut bergabung di International Financial Center di Dubai. 

Pada tulisan saya tersebut, saya mengilustrasikan dukungan kuat BSI di satu – satunya daerah yang mengadopsi hukum syariah secara penuh, yakni Aceh. Untuk mendukung penetrasi dan resiliensi ekonomi di Serambi Mekkah BSI melaksanakan berbagai inisiatif. 

BSI menjadi salah satu pelaksana utama bansos PKH. UMKM Center BSI juga pertama kali didirikan di Aceh, dan nantinya akan direplikasi di seluruh Indonesia. BSI juga telah mempromosikan secara luas penggunaan fintech melalui QRIS untuk pembayaran zakat, infak, dan sedekah.

Masih banyak ide – ide dan rencana besar BSI di Aceh dan seluruh Indonesia. Di antaranya, yang bisa diikuti pembaca sekalian, adalah program Talenta Wirausaha BSi. Kami mengundang calon wirausaha dan wirausaha eksisting untuk menjadi penggerak ekonomi bangsa melalui program ini. 

Jangan sampai ketinggalan kereta. Ikutlah bersama energi baru, yakni ekosistem ekonomi syariah Indonesia. Jangan ketinggalan yuk!