Usai menuntaskan agenda di Jakarta, Kamis (10/10) malam, saya bertolak ke Bandung untuk menghadiri undangan dari HMI Badko Jawa Barat. Seperti biasa, saya selalu meluangkan waktu untuk mengisi latihan kepemimpinan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Kali ini, LK yang saya isi adalah LK III alias Advanced Training. Peserta pun tak hanya dari Jawa Barat, karena forum LK III menjadi ajang pelatihan kader dari seluruh Indonesia.
Saya didaulat untuk membahas mengenai kepemimpinan ala nabi (prophet) alias prophetic leadership, dan di-bahasa Indonesia-kan menjadi “kepemimpinan profetik”. Makna dari kepemimpinan profetik adalah meneladani sikap dan sifat nabi dan rasul dalam memimpin umat, sesuai dengan ajaran Islam, dan yang terpenting, membawa kemaslahatan bagi masyarakat secara menyeluruh. Sehingga, kepemimpinan profetik juga mengandung makna, bahwa kebaikan haruslah juga inklusif alias merangkul seluruh kalangan.
Sejak masa sekolah, kita mengenal empat sifat Rasul dalam menjalankan kepemimpinan profetiknya, yakni dengan istilah “Sidik”, “Amanah”, “Tabligh”, dan “Fathonah”.
Sidik berarti bersikap benar, penuh integritas, membela kebenaran, dan berjuang untuk kemaslahatan. Kemudian Amanah, berarti memimpin dengan penuh tanggung jawab, sesuai amanah dari Allah SWT dan masyarakat. Amanah juga berarti memimpin dengan responsibility kepada masyarakat.
Berikutnya, Tabligh, berarti aktif mengajak umat untuk berbuat kebaikan dan menghindari keburukan. Sikap Tabligh juga diartikan agar pemimpin menyampaikan kebenaran dengan cara yang baik, lembut, dan penuh hikmah. Makna lain dari Tabligh, yakni menghormati guru dan teman, serta bertutur kata sopan dan senantiasa mengucap salam.
Terakhir, Fathanah, yang artinya cerdas dan memiliki kapabilitas. Sesuai sikap teladan nabi dan Rasul, Fathanah juga diartikan arif atau bijak dalam melahirkan peraturan atau kebijakan, serta cerdas secara rohani sehingga dapat selalu terkoneksi kepada Sang Khalik.
Tak lupa, pada akhir materi, saya juga menyampaikan agar para peserta dan orang-orang muda secara umum, harus adaptif, dan berpikir jauh ke depan untuk menyukseskan agenda besar kita: meraih Indonesia Emas 2045.
Akhirnya, terima kasih atas undangan Badko HMI Jawa Barat, terima kasih atas atensi dan pemikiran kritis para peserta. Panjang umur perkaderan!