“Regenerasi dan Keberlanjutan, Komitmen Keislaman-Keindonesiaan” adalah tema yang kami usung untuk tasyakuran milad saya pada tahun 2024 ini. Tasyakuran ini adalah tradisi tiap tahun, untuk bersilaturahmi, menggali ilmu, serta berdoa bersama untuk kebaikan di masa depan. 

Tema tersebut kami pilih terkait dengan peristiwa beberapa waktu belakangan, tentang asal-muasal, dan kebersamaan. Pada cerita-cerita yang dapat ditemui di email newsletter “Coffee Morning with Arief Rosyid”, serta di laman website www.ariefrosyid.id, saya menyampaikan bagaimana rasa penasaran saya terhadap kakek-nenek buyut saya, telah membawa saya ke perjalanan menelusuri beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan. 

Perjalanan yang paling terakhir pada pertengahan September 2024 bisa dibilang yang paling berkesan. Saya menemukan banyak ilmu baru dari Prof. Oman Fathurahman, ahli filolog, pakar yang memang bertahun-tahun telah meneliti manuskrip kuno di berbagai situs sejarah. 

Pada perjalanan tersebut, hadir juga Om Helmi, putra Alm. K.H. Ali Yafie. Hasil perjalanan saya sebelumnya tanpa Prof. Oman membawa petunjuk untuk perjalanan berikutnya. Kami menelusuri naskah kuno karya Syekh Zainal Abidin. Cucunya yang juga bernama Zainal Abidin punya koleksi satu lemari berisi manuskrip, mulai dari berbagai mushaf Al-Quran, hingga tulisan-tulisan fiqih atau panduan kehidupan sehari-hari sesuai dengan syariah. 

Kembali ke momen acara Tasyakuran yang berlangsung di Jakarta. Prof. Oman menyimpulkan apa yang menggerakkan saya dan kami untuk jauh-jauh pergi ke beberapa titik di Sulsel, adalah bagian dari pencarian jati diri. 

Selain itu, keteguhan mencari asal-usul tersebut juga dilandasi semangat kebersamaan. Tujuan yang lebih filosofis, adalah untuk mengambil makna dari dakwah Islam, serta komitmen para leluhur kita untuk memajukan bangsa dengan cara menyiarkan ilmu pengetahuan. 

Malam Tasyakuran terasa hangat karena kehadiran keluarga, sahabat-sahabat, para senior, serta adik-adik Gen-Z hingga adiknya lagi dari Gen Alpha. 

Diskusi yang diisi oleh Prof. Oman dan Mbak Syifa Fauzia sukses memantik berbagai tanggapan dari hadirin. Misalnya, dari perwakilan tamu perempuan, ada Yunda Dian Fatwa. Selain menanggapi tema Tasyakuran, beliau juga berbagi tentang pengalamannya dalam diplomasi budaya dan diplomasi gastronomi semasa masih di negeri Kanguru, Australia. 

Pada momen Tasyakuran ini, kami juga meluncurkan beberapa buku – sesuai tradisi di tahun-tahun sebelumnya. Judul buku-buku yang diluncurkan yakni,

  1. “Sumpah, Ekonomi Syariah Itu Keren”, 
  2. “Muda Menata Masa Depan”, 
  3. “Coffee Morning 4”, 
  4. “Kesehatan Gratis untuk Semua”,
  5. “Journey 2 Victory – TKN Fanta in Picture”, 
  6. “Road to Victory – Kemenangan Prabowo Gibran dari POV TKN Fanta, Markasnya Pemilih Muda”, 
  7. “Gerbong Muda Indonesia Maju” 
  8. “Pemilihmuda.id – Perjalanan TKN Fanta Menjemput Suara Anak Muda” 

Akhir kata, terima kasih untuk keluarga, rekan-rekan, dan semuanya yang telah berjalan mengiringi hingga usia ke-38 ini. Semoga berkah dan perlindungan Allah SWT senantiasa mengalir kepada kita semua.

Salam.