Rekan-rekan yang follow saya di media sosial, membaca laman website, atau berlangganan newsletter saya, pasti seringkali melihat aktivitas saya sedang menikmati manis dan legitnya buah durian. Nah, kebetulan sedang ke Jawa Timur, saya menyempatkan ke kebun milik Kanda Anna Luthfie, di Desa Ngaglig, Blitar. Kebun sekaligus toko ini diberi nama Republik Durian Blitar. Di kebun ini, berhasil tumbuh durian kenamaan yang sebelumnya termahsyur di negeri tetangga: Musangking dan Black Thorn. Keduanya merupakan jenis durian langka.
Sebelumnya, ada mitos bahwa Musangking maupun Black Thorn tak mampu dibudidayakan di Indonesia. Namun, berkat keuletan Kanda Anna Luthfie, kedua jenis durian tersebut kini sudah bisa dipanen di dalam negeri, langsung dari Blitar. Di laman Instagramnya, Republik Durian Blitar bahkan mengunggah momen durian Black Thorn dipanen oleh Gubernur Jatim, Ibu Khofifah, serta video Menko Zulkifli Hasan menerima kiriman Musangking dan Black Thorn dari kebun tersebut.
Kanda Anna Luthfie pun memberikan komentar pada postingan saya tentang potensi kita dalam membudidayakan durian langka: “Menanam minimal punya empat fungsi;
- Fungsi Ekonomis, berarti siapapun yang menanam durian premium (Musangking, Black Thorn, dll) dengan sungguh – sungguh,ulet, telaten, dan sabar, Insya Allah empat atau limat tahun kemudian bakal mendatangkan cuan yg tidak sedikit.
- Menanam juga memiliki fungsi ekologis. Di tengah keprihatinan yang mendalam atas berbagai bencana banjir maupun longsor, salah satu solusinya adalah menanam.
- Menanam juga memiliki fungsi rekreatif-healing.
- Menanam juga mendatangkan manfaat untuk health (kesehatan).
Dengan menanam berarti juga kita akan terlibat aktif dalam mendorong proses pembangunan ekonomi hijau menuju sustainable development. Ekonomi Hijau adalah jalan lain untuk menyelamatkan Indonesia dan dunia. Terkhusus bagi kaum milenial, menanam durian premium atau menjadi petani durian bisa menjadi pilihan profesi. Catat dengan tinta emas-profesi yang menjanjikan bagi kaum muda untuk mendapat cuan besar, yang halalan thoyyiban (halal dan baik). Ayoo kaum muda bergerak kolaboratif utk menanam!”