Pekan lalu, saya melewati satu lagi ujian sebagai rangkaian disertasi doktoral di Universitas Indonesia. Rangkaian tersebut adalah ujian proposal disertasi. Meskipun masih ada tiga ujian lagi, namun ujian satu ini lumayan membuat dag-dig-dug.

Bukan apa-apa, untuk sampai ke titik ini, selama satu tahun saya mengalami masa naik dan turun dan bahkan nyaris menyerah. Proses penelitian doktoral memang membutuhkan daya gedor yang lebih serta niat dan tekad yang kuat.

Pada episode jenjang kuliah doktoral ini, berbagai konsultasi proposal hingga larut malam, berbagai pihak saya datangi untuk memberi masukan, hingga sesi Zoom yang tidak terhitung untuk berdiskusi mengenai kelanjutan naskah proposal saya.

Menuju Kandidat Doktor: Dari Terpaksa Menjadi Ikhlas

Setelah saya ingat-ingat, rasa risau mau maju atau tidak, mungkin saja karena ada sedikit rasa terpaksa. Namun, saya pun serasa dejavu dengan rasa terpaksa yang berujung jadi ikhlas ini. Dejavu itu melempar lagi kenangan saat saya awalnya ‘terpaksa’ masuk gelanggang bursa Ketum PB HMI beberapa tahun yang lalu.

Mungkin diri ini ada gen petarung. Awalnya terpaksa, lama-lama justru bertarung dan komit untuk menyelesaikan berbagai rintangan.

Akhir kata, terima kasih untuk dukungan semua pihak. Bismillah tuntas hingga akhir.