Salah satu privilese menjadi bagian dari tim pemenangan adalah berjumpa dengan lebih banyak elemen masyarakat, mendengar langsung curhat mereka. Tak jarang, kami juga menerima inspirasi atau gagasan baru untuk pembangunan ke depan.
Beberapa curhat yang berkesan sering saya bagikan pada berbagai forum. Salah satunya, saat saya menghadiri talk show dan ‘kongkow’ yang digelar Jakarta Awet Muda. Topik utama pembahasan adalah ruang yang aman dan jaminan kebebasan berekspresi untuk anak muda Jakarta.
Salah satu pembicara, perempuan dari generasi Z, lantang menyampaikan pendapatnya. Ia marah, karena menurutnya masih banyak yang meremehkan pentingnya upaya untuk mengatasi gangguan kesehatan mental. Ia juga adalah survivor. Selain mengalami masa-masa sulit, ia juga harus keluar biaya tak sedikit untuk konsultasi ke profesional di bidang kesehatan mental. Oleh karenanya, dia sangat apresiatif ketika Ridwan Kamil – Suswono memperkenalkan program Mobil Curhat. Menurutnya, program tersebut dapat sangat membantu warga yang masih ragu atau sudah ingin mendapat pertolongan medis tapi terkendala akses dan biaya.
Bicara soal kesehatan mental, penderita skizofrenia di Jakarta tidak bisa dianggap enteng. Sekitar 11 ribu menjalani pasien rawat inap. Sedangkan sekitar 55 ribu menjadi pasien rawat jalan. Artinya, lebih dari 60 ribu warga adalah penderita penyakit kesehatan mental tingkat berat. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan, DKI Jakarta memiliki persentase penderita gangguan jiwa tertinggi di Indonesia, yaitu 24,3%.
Sehingga, kita patut mengapresiasi solusi Ridwan Kamil – Suswono untuk memerhatikan mereka yang berpotensi terkena gangguan kesehatan mental, atau mereka yang rawan tidak terdeteksi.
Para pembaca, mari salurkan suara kita, untuk Jakarta yang lebih baik.
Sebagai orang muda, gunakanlah peran kita ini, untuk perubahan.