Ziarah ke makam para wali buat saya, memiliki magnet tersendiri. Itulah yang menjadi dorongan untuk bertolak ke Jawa Tengah, dan mengulangi kegiatan ini lagi.

Saya mengawali agenda dengan jalur darat ke Salatiga untuk mengisi LK2 HMI, lalu ke Solo sebagai kota transit dan menginap. Kemudian, saya melanjutkan jalan darat menuju Blora, Jawa Tengah. 

Sarapan pagi yang berkesan saya lalui di Blora, bersama Bupati, Mas Arief Rohman. Kami sarapan nasi pecel yang disajikan di daun jati, di kedai tradisional Pawon Mbah Minah. Rupanya, tempat ini adalah destinasi kuliner legendaris di Blora. 

Saya menghabiskan hari untuk berkeliling, termasuk ke Blora Creative Space. Di sana, saya melihat beberapa instalasi berisi quotes sastrawan terkenal, Pramoedya Ananta Toer. 

Saya juga sempat ke rumah masa kecil Pram, dan bersilaturahmi dengan adik beliau, Soesilo Toer dan istri. 

Kemudian, saya juga mengunjungi Desa Wisata Noyo Gimbal View. Saya ditemui Kepala Desa Bangsri, Kecamatan Jepon, Mas Laga Kusuma. Mas Laga termasuk kepala desa muda. Saya akan menceritakan kiprah inspiratif beliau di artikel lain, yang bisa diakses di newsletter ataupun di website ariefrosyid.id. 

Saya bergeser dari Blora, lalu menginap di Rembang untuk agenda keesokan harinya. Setelah transit di Rembang, saya bergerak ke Kota Kudus, untuk berziarah ke Makam Sunan Muria. 

Perjalanan ke Makam Sunan Muria cukup menantang. Menembus udara dan gelap malam, kami menumpang motor untuk melakukan pendakian. Jalanan berkelok harus kami terjang, dengan pohon-pohon besar di kiri kanan, jantung semakin berdegup kencang. 

Dengan berkunjung ke Makam Sunan Muria ini, Alhamdulillah, lengkap sudah makam Wali Songo yang saya datangi pada 2024 hingga 2025 ini. 

Semoga saya selalu istiqomah dalam menimba pengalaman, dan menuntut ilmu dari kiprah para wali dan tokoh-tokoh agama, untuk kemudian saya aplikasikan untuk kebaikan umat dan bangsa.