Jika sebelumnya saya pernah menulis tentang Networking 101, kali ini saya akan mencoba mengelaborasi Manajemen 101, khususnya tentang mengelola waktu.
Pembahasan ini juga saya ingin paparkan, karena beberapa hari lalu ada mahasiswa dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah yang menanyakan hal tersebut dalam sesi Pengenalan dan Budaya Akademik. Kebetulan, saya didaulat menjadi salah satu pemateri dan berbicara di depan ribuan mahasiswa.
Berikut ini beberapa poin yang sering saya terapkan untuk mengelola waktu.
- Disiplin – Mengelola waktu erat kaitannya dengan disiplin. Dan disiplin, erat kaitannya dengan etos dan komitmen. Saya bisa saja tidur lagi selepas subuh hari. Namun karena sudah komit untuk lari pagi, maka, saya akan menyisihkan waktu wajib untuk olahraga setiap hari.
- Keberanian – Risiko erat kaitannya dengan pilihan untuk mengalokasikan waktu. Saya sering mendapati dilema. Undangan dari perkumpulan senior A dan undangan brainstorming tentang suatu inisiatif dari perkumpulan B. Keduanya di jam yang sama. Terkadang, keduanya sama-sama tidak bisa dijadwalkan ulang. Maka yang harus dilakukan adalah mengambil risiko, harus kehilangan salah satu opportunity atau potensi tertentu karena belum sempat bertemu.
- Agility & Flexibility – Kalau jeda waktu ke pertemuan A dan B hanya 15 menit, maka saya harus agile, misalnya segera beranjak dan rela melepaskan sesi ngobrol santai usai acara. Kemudian fleksibel. Harus cepat memesan ojek online agar tidak berlarut-larut di kemacetan lalu lintas.
- Teknologi – pemanfaatan teknologi yang saya terapkan sebenarnya tidak canggih-canggih amat. Saya menggunakan fitur kalender di ponsel yang otomatis akan mengeluarkan reminder jelang agenda berlangsung. Saya juga mudah melihat agenda bulanan atau sepekan, sehingga memudahkan saya saat ingin membukukan janji temu yang baru.
- Istirahat saat bepergian – waktu menunggu pesawat di bandara adalah salah satu waktu yang ‘mahal’. Saya biasanya mengisi dengan membaca buku ataupun artikel digital. Di pesawat, saya sempatkan beristirahat. Dengan begini, waktu bepergian justru menjadi ladang untuk mendapat ide-ide baru.
- Satu tempat banyak meja – Ya, saya sering menerapkan ini ketika ada janji temu dengan berbagai kelompok muda. Biasanya saya akan arahkan untuk ketemu di kafe tertentu. Tiga hingga empat kelompok ada di tempat yang sama, namun janjian dengan jam yang selisih tak jauh beda. Sayapun jadinya hanya pindah-pindah meja. Dengan begini, saya juga mampu mengenalkan kelompok satu dan lainnya, sehingga tercipta kolaborasi.
- Inspirasi – Kemampuan mengelola waktu juga tidak lepas dari contoh-contoh atau keteladanan dari banyak tokoh bangsa yang pernah saya temui. Dalam sehari, mereka punya banyak sekali agenda, namun tetap on time untuk memenuhi janji temu dengan kita.
Kira-kira, seperti inilah kiat dari pengalaman saya sehari-hari sehingga bisa produktif. On top of everything, manajemen waktu saya juga sangat didukung rehat untuk menunaikan salat lima waktu. Atas ridho dan perkenaan-Nya lah, sempitnya waktu bisa jadi hanya ilusi karena hati ini diberi kelapangan, dan jiwa ini selalu diselimuti semangat.
Semoga bermanfaat untuk rekan-rekan yang sempat membaca ini.