Innalillahi wa innailaihi rajiun

Selamat jalan kanda Prof. Harry Azhar Azis (Ketum PB HMI 1983-1986), seluruh kebaikanmu akan mengantarkan ke surga firdaus. Bang Harry tidak hanya senior/kakak, juga ayah diperantauan.

Semoga ALLAH SWT senantiasa mengampuni semua dosa dan kesalahan beliau serta menerima semua amal ibadahnya dan bagi keluarga yang ditinggalkan diberikan kekuatan dan keikhlasan.

Almarhum akan ke rumah duka di Jalan Karet No 46 Kecamatan Beiji Depok (belakang Margo City), besok pagi akan diberangkatkan ke Rumah Dinas BPK RI Jalan Kartika Utama PS 51 No 86 Pondok Indah, Jakarta Selatan.

Meninggal pukul 15.27 WIB di RSCM Jakarta. Rencana dimakamkan di Taman Makam Pahlawan Kalibata. Allahummaghfirlahu warhamhu wa ‘aafihii wa’fu ‘anhuu.

18 Desember 2021 pukul 16.04 sesaat setelah akan berangkat mengajak keluarga untuk makan siang dan menghirup udara bebas, saya peroleh kabar meninggalnya Bang Harry dari paman saya yang juga cukup dekat dengan almarhum.

Sontak saya langsung menelpon Mas Doni, senior yang mendampingi Bang Harry Azhar Azis sehari-hari. Beliau membenarkan dan menginformasikan masih di IGD RSCM Kencana. Jarak rumah yang terbilang dekat membuat saya memiliki tanggung jawab untuk segera menuju ke rumah sakit.

Saya meminta izin kepada istri dan anak-anak untuk sekedar mampir dan memberi penghormatan terakhir kepada almarhum. Ternyata istri juga merasakan kesedihan yang sama, teringat enam tahun yang lalu (12/12/2015) Bang Harry yang menjabat sebagai Ketua BPK RI mewakili keluarga melamar istri saya.

Kami bergegas turun menyusuri jalan dan tiba di ruangan no.3 menyaksikan jasad Alm. Bang Harry telah terbujur kaku. Tugasnya sudah selesai di dunia dengan baik dan penuh hormat, Bang Harry meninggalkan terlalu banyak kesan baik bagi seluruh keluarga besar HMI.

Perkenalan saya dengan Bang Harry sejak tahun 2010/2011, ketika baru menginjakkan kaki di Jakarta. Selain berpraktek dokter gigi, berbagai upaya menyambung hidup saya lakukan dengan membantu Kak Boge (Abd. Rahman Farisi) sebagai tim Bang Hary untuk membuat seminar di berbagai kota.

Waktu itu Bang Hary masih sebagai Komisi XI DPR RI, tentu senang sekali membantu kedua senior ini. Tahun 2012, saya memutuskan untuk ikhtiar bertarung menjadi Ketum PB HMI. Kesempatan berkeliling dengan Bang Harry saya manfaatkan betul untuk bersilaturrahim dengan teman2 HMI seluruh Indonesia.

Alhamdulillah atas izin Allah dan doa restu keluarga besar HMI, saya terpilih sebagai Ketum PB HMI 2013-2015 dalam kongres melelahkan berpindah di tiga tempat dan berlangsung selama sebulan penuh. Tentu saja hubungan saya kian erat dengan beliau, puncaknya ketika saya meminta Bang Hary untuk menjadi Keynote Speaker dalam perayaan Dies Natalis HMI Ke-68 tahun di JCC Senayan.

Setelah menyelesaikan amanah sebagai Ketum PB HMI 2013-2015, hampir setiap pilihan krusial hidup saya selalu meminta masukan dan pandangan Bang Hary. Ketika ingin melanjutkan study ke luar negeri (tertunda sampai hari ini) sampai memutuskan untuk meminang istri, Bang Hary-pun turun gunung.

Bang Hary tidak hanya sebagai senior atau kakak dalam hidup saya, dari informasi yang saya berikan di atas beliau juga telah saya angkat sebagai Bapak asuh di perantauan. Bang Hary tidak hanya mendengar cerita bahagia, juga tentu saja beliau selalu hadir dari setiap derita atau kesusahan adik-adiknya.

Bang Hary paling antusias ketika bercerita bagaimana perjuangannya melanjutkan dan menyelesaikan kuliah di luar negeri. Berulang-ulang beliau menyampaikan, kegagalan butuh banyak alasan, berbeda dengan kesuksesan tidak butuh satu alasanpun. Seperti itulah Bang Hary yang juga menjadi aktor hadirnya beasiswa LPDP oleh Kemenkeu RI.

Dua cerita yang juga menarik dengan Bang Hary ketika terjadi konflik PB HMI 2018-2020.Bang Hary dengan senang hati menjadi fasilitator atas upaya menyelesaikan konflik tersebut. Ruangan di kantornya menjadi titik temu kedua belah pihak yang sedang berkonflik. Alhamdulillah konflik selesai dengan happy ending.

Yang terakhir dan ini yang membuat kita semua haru adalah ketika beliau memutuskan untuk hadir ke Kongres HMI (MPO) di Kendari, Sultra. Ketika itu saya dan Puji Hartoyo (Ketum HMI MPO 2013-2015) mencoba mencari jalan agar ikhtiar menuju islah HMI terus berjalan.

Maklum saja sejak kami berdua masih aktif sebagai Ketum, berbagai upaya kami lakukan untuk mempersatukan HMI. Ikhtiar ini berlanjut ketika menjelang Kongres XXXII HMI (MPO) tahun 2019. Saya bersilaturrahim dengan beberapa senior HMI (MPO) yakni Kanda Thoriq dan Kanda Erwin Singajuru.

Pertanyaan sederhana saya, apa yang kira-kira bisa menjadi sebab utama ikhtiar islah bisa sukses? Jawab keduanya adalah ikhtiar tersebut mesti dimulai dengan melibatkan aktor-aktor sejarah masa lalu untuk bertemu dan menyampaikan secara lugas di depan forum Kongres HMI (MPO), tentu disertai dengan berbagai harapannya terhadap masa depan HMI.

Ketika kami memperoleh jawaban tersebut, pikiran saya melompat bahwa Bang Hary adalah salah satu tokoh yang harus dilibatkan. Setelah menyampaikan perkara tersebut, Bang Hary sangat senang, bahagia, dan antusias menanti momentum tersebut.

Bagi Bang Hary pertemuan tersebut adalah yang selama ini diharapkannya, setelah berkali-kali hadir di training HMI (MPO) tapi belum pernah hadir di Kongres HMI (MPO). Lalu kami meminta teman2 HMI (MPO) dibawah kepemimpinan Ketum Zuhad Aji untuk menyiapkan suratnya sebagai administrasi.

1 Maret 2020, Almarhum Bang Harry Azhar Azis hadir Kongres XXXI HMI (MPO) di Kendari, Sultra.

Harus diakui surat baru tiba sehari sebelum pembukaan Kongres HMI (MPO) tersebut, tapi itu tidak menghalangi Bang Hary untuk menyediakan waktu dan menggeser berbagai agenda yang sudah ada sebelumnya. Kongres tersebut juga menghadirkan Bang Eggy Sudjana dan banyak sekali senior-senior HMI (MPO) termasuk Bang Erwin Singajuru, Mas Chozin, dan banyak lagi.

Bang Hary secara gentleman menyampaikan berbagai pertimbangan-pertimbangan kenapa HMI harus akomodatif terhadap asas tunggal, sekaligus diakhir menyampaikan permohonan maaf jika keputusannya tersebut ada yang kurang berkenan.

Seperti itulah pemimpin, dia harus mengambil keputusan serumit apapun itu. Tentu tidak mungkin semua bisa menerimanya dan itu sangat disadari oleh Bang Hary. Semoga ikhtiar islah HMI ini terus berlanjut oleh generasi kini dan yang akan datang. Amin!