Akhir dari serial Pilkada Jakarta berlangsung berliku. Bagi saya yang cukup merasakan langsung dinamikanya, Pilkada jakarta telah memberi banyak pelajaran. Pada awalnya, dengan bukti-bukti yang terkumpul dari lapangan, tim RIDO memang mempersiapkan ‘babak perpanjangan waktu’ dengan menempuh jalur gugatan di Mahkamah Konstitusi (MK). Namun, ternyata para tokoh pemimpin bangsa memiliki ‘wisdom’ yang lain. 

Para pimpinan koalisi, pasangan calon, sepakat untuk menerima hasil penghitungan nyata atau real count KPU Provinsi Jakarta. Suara rakyat telah mendapat mandat tertinggi. Dan sehari setelah tenggat untuk memasukkan gugatan di MK, Kang Ridwan Kamil didampingi Ketua Tim Pemenangan, Bang Ariza Patria, menggelar pernyataan pers, sekaligus menyampaikan selamat kepada kandidat dengan suara terbanyak, Mas Pram dan Bang Rano Karno. 

Saya pun juga sempat memberikan pernyataan tertulis, yang dikutip beberapa media massa. Intinya, saya menggarisbawahi, demokrasi adalah kembali bersaudara selepas adanya kontestasi. Saya juga menyebut, apresiasi bagi para tokoh bangsa di Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus yang tidak memaksakan kehendak untuk menghargai suara rakyat berdasarkan pemilu. 

Akhirnya, Pilkada Jakarta ini banyak memberikan pelajaran dan jalinan tali silaturahmi baru. Saya bertemu dengan banyak pihak di tim pemenangan, juga bertemu warga di akar rumput dan belajar langsung bagaimana solusi-solusi praktikal. Tentu, sembari saya juga tak berhenti memikirkan, bagaimana formulasi kebijakan publik yang tepat guna untuk mengatasi banyak tantangan konkret di masyarakat.

Terima kasih, Pilkada Jakarta..
Terima kasih atas dedikasi dan kerja bersama sahabat-sahabat semua.