Oleh: Arief Rosyid Hasan
Dalam satu sore, di bilangan SCBD, saya menjumpai Cak Sarmuji. Agendanya tentu saja silaturrahim dan berbincang terkait agenda-agenda keumatan dan kebangsaan.
Saya tahu, beliau meluangkan waktunya yang begitu sempit untuk sekedar menjumpai juniornya. Tak sedikit nasehat beliau membekas untuk kami yang hadir.
Salah satu pesan yang sangat kuat disampaikan beliau, “Uang bukan segalanya, Rif. Modal utama saya kepercayaan, itulah yang memudahkan banyak perjalanan saya”.
Bagaimana posisinya sebagai elit salah satu partai tertua, juga memegang peran penting di DPR RI. Rasanya seperti tak percaya jika benar ia tak meraihnya tanpa uang, tapi kepercayaanlah yang memobilisasi berbagai potensi.
Cak Sar, begitu kami adik-adik memanggilnya, bercerita bagaimana ketika hari ini telah memperoleh berbagai posisi penting, tapi tak menggunakannya untuk mengejar uang.
Padahal dengan sabetan penanya dalam secarik kertas, tak mustahil bisa berbalas gepokan rupiah. Tapi ia sadar, berbagai kemewahannya hari ini tak didapatkan dengan mendahulukan uang.
Beberapa bulan sebelum pertemuan itu, saya mengunjungi Cak Sar di rumahnya yang terletak di Surabaya. Hingga larut malam, ia masih nampak dengan sabar menerima tamunya yang datang hampir dari seluruh penjuru Jawa Timur.
Ini mengkonfirmasi, foto yang beredar belakangan ketika juniornya di HMI yang kini menjabat sebagai Menteri Investasi Bahlil Lahadalia berkunjung ke rumahnya. Makanan yang tersediapun secara langsung dimasak oleh tangannya sendiri.
Seperti itulah Cak Sarmuji, ia memperlakukan para tetamunya dengan mulia. Perkataan dan perbuatannya mengirim keteladanan yang penting untuk kami generasi setelahnya. Semoga istiqomah, amin!