Pekan ini, bangsa Indonesia menerima kenyataan pahit, bahwa anak-anak muda kita yang bertalenta di sepakbola tidak mampu tampil di ajang Piala Dunia U-20. Padahal, kesempatan emas kita sebagai tuan rumah membuat U-20 diberi kesempatan untuk merumput di laga dunia.
Pro dan kontra menyeruak di tanah air, khususnya karena keikutsertaan Israel pada kompetisi ini, yang otomatis mengharuskan delegasi negara tersebut ikut menginjakkan kaki di Indonesia. Pihak kontra menyatakan, kehadiran Israel sama saja dengan memberi permakluman atas tindakan mereka terhadap saudara kita di Palestina.
Sementara, masyarakat yang mendukung menilai, olahraga adalah satu hal, tidak dapat dicampurkan dengan politik dan sikap negara. Apalagi, pada cabang olahraga lain, kenyataannya, kita juga telah dan akan menerima kehadiran dari delegasi negara tersebut.
Satu fakta yang tak terhindarkan, kita akhirnya dicoret dari tuan rumah, namun bukan dengan alasan kehadiran negara tertentu.
Saya melihat sendiri Ketum PSSI, Chief Erick Thohir, telah melaksanakan upaya maksimal terkait U-20 kita.Akhir kata, semoga duka kita ini menjadi lecutan bagi para stakeholder untuk benar-benar berbenah. Bismillah, kita persiapkan momentum emas lainnya untuk olahraga kecintaan Indonesia.