Riuh rendah dan silang pendapat mengiringi terus dibombardirnya wilayah Gaza, Palestina, oleh tentara Israel. Penindasan ini kembali berlanjut, setelah beberapa waktu pada Ramadan lalu sempat diadakan gencatan senjata. 

Warga Gaza yang awalnya sudah mulai menata hidup, kini kembali merasakan nestapa. 

Di tengah kondisi tersebut, Presiden RI, Prabowo Subianto, menyatakan komitmennya untuk mengekspresikan solidaritas sesama negara Muslim. Pak Presiden menyatakan siap menampung 1.000 warga Gaza sementara di Indonesia, untuk mendapatkan perawatan medis, dan tempat perlindungan bagi anak-anak tak berdosa. 

Gagasan Pak Prabowo menuai pro-kontra. Yang kontra merasa, membawa keluar warga Gaza sama artinya dengan mengondisikan agar mereka meninggalkan tanah yang sedang mereka perjuangkan. 

Tetapi, yang mendukung, termasuk saya, berpandangan lain. Menurut saya, evakuasi warga Gaza adalah inisiatif kemanusiaan dan sikap responsif terhadap penderitaan warga. 

Saya juga menegaskan, langkah evakuasi tidak sama dengan upaya pengosongan wilayah. Evakuasi adalah penyelamatan sementara bagi mereka yang secara kondisi fisik dan psikis harus diselamatkan. Termasuk anak-anak, yang masih punya masa depan panjang, yang kerap menjadi sasaran pasukan tentara yang aktif melakukan agresi. 

Selain itu, Pak Prabowo juga menekankan ada syarat tertentu untuk implementasi evakuasi ini, yakni persetujuan dari pihak Palestina. Kemudian, setelah kondisi pulih, warga Gaza juga harus kembali ke daerahnya. 

Dengan demikian, barangkali pihak yang kontra belum utuh memahami rencana evakuasi tersebut. Semoga kita semua diberikan perlindungan dan diberi kemudahan untuk melaksanakan rencana-rencana baik, untuk keluarga kita yang sedang tertindas.