Awal pekan lalu, saya menulis artikel singkat tentang Letkol Teddy. 

Pengangkatan Teddy Indra Wijaya, yang sebelumnya dikenal dengan panggilan “Mayor Teddy” sebagai Sekretaris Kabinet (Seskab) sempat menuai pertanyaan karena Teddy merupakan prajurit TNI aktif. Ditambah lagi, beberapa cuplikan media seolah memojokkan gestur Letkol Teddy yang kemudian ditangkap publik sebagai tindakan yang terlalu protektif bahkan kurang ramah saat mengawal presiden. 

Saking fenomenal dan dekatnya Teddy dengan presiden, masyarakat mungkin lupa, tanggung jawab yang diembannya sebenarnya tidak mudah. 

Letkol Teddy adalah sosok anak muda yang bukan hanya patriotis tetapi berprestasi dan teruji loyalitasnya kepada negara di bawah kepemimpinan dua presiden. 

Letkol Teddy adalah contoh nyata bagaimana orang muda bisa muncul dan menjadi pemimpin dengan rekam jejak yang teruji. Menurut saya, apa yang amanah yang diemban Letkol Teddy adalah tugas yang sangat berat dan mulia. 

Sebagai Seskab yang juga sebelumnya menjabat sebagi Ajudan Bapak Prabowo saat bertugas sebagai Menteri Pertahanan, kita lihat langsung bagaimana Teddy berdedikasi tinggi dan siap pasang badan. Masyarakat juga perlu memahami, tugasnya di balik layar dalam me-manage agenda strategis presiden, termasuk menyambungkan stakeholder dengan target-target yang menjadi kepentingan negara. 

Bangsa ini rasabta belum sepenuhnya ikhlas menerima semakin banyak anak muda yang berkontribusi. Padahal, sejak dulu, orang muda adalah penggerak sejarah. Sebagai salah satu contoh, sosok Jendral Soedirman. Beliau bukan orang muda biasa, bisa jadi Panglima TNI di usia 29 tahun dan berjasa luar biasa bagi bangsa kita.

Kita justru membutuhkan lebih banyak sosok seperti Letkol Teddy—pemimpin yang tidak melihat potensi pemuda dari kejauhan, tetapi seperti semangat Presiden Prabowo sendiri, Letkol Teddy juga mendorong orang muda lainnya untuk maju dan tumbuh sebagai pemimpin.