Hari Sabtu, 17 April lalu, teman – teman dari MilenialFest dan Perhimpunan Pelajar Indonesia (PPI) Belgia sukses menggelar MilenialHub 2021. Sesuai namanya, ‘hub’ atau tempat pertemuan dan interaksi, MilenialHub berhasil menghubungkan mahasiswa dan diaspora dari kedua negara yang terpaut dua benua, dalam sebuah platform untuk bertukar gagasan.

Ujung – ujungnya, MilenialHub diharapkan berkontribusi untuk pemberdayaan sumber daya manusia. Caranya? dengan memicu lahirnya gagasan dan inspirasi baru dari inisiatif dan inovasi yang telah dilahirkan oleh para pembicara. 

Oleh karena itu, teman – teman panitia sengaja memilih pembicara yang sudah memiliki track record dan dekat dengan anak – anak muda, terutama mereka yang tentu masih berada pada usia muda. 

MilenialFest sangat berkesan bagi saya, karena lembaga yang berawal dari perkumpulan ini, ikut saya bidani kelahirannya pada tahun 2017/2018 silam. Kala itu, cita – cita pendirian MilenialFest sesederhana menjadi tempat berkumpulnya milenial untuk berbagi inspirasi dan merasakan pengalaman bersama. 

Lembaga MilenialFest pun tumbuh dan menajamkan peranannya untuk membantu pemerintah dan stakeholder lainnya dalam sektor pengembangan SDM. Tahun lalu, MilenalFest menjadi jembatan pengetahuan bagi calon talenta digital bagi anak – anak muda di Sumatera hingga Papua. 

Tahun ini, jembatan berhasil tercipta menembus lintas negara. Saya ikut bangga, karena saat mengikuti MilenialHub kemarin, peserta yang hadir dan berinteraksi tidak terbatas dari Indonesia dan Belgia tapi juga dari Belanda, Thailand, Inggris, dan negara lain. 

Sepengalaman saya, anak – anak muda akan merasa antusias jika mengerjakan sesuatu untuk menambah experience. Anak muda penuh dengan rasa ingin tahu, dan akan bersemangat jika mengerjakan sesuatu secara komunal. 

Namun, di tahun 2021 ini, melalui MilenialHub, saya mendapat satu lagi inspirasi: rasa saling percaya. Dalam perjalanan mengembangkan MilenialHub, baik MilenialFest dan PPI Belgia melakukan brainstorming konsep hingga meniti satu demi satu checklist acara dengan dilandasi trust.

Karena sudah ada rasa kepercayaan, kedua lembaga pun saling menunjukkan excellence-nya nya. Mengupayakan yang terbaik, sembari menutupi kelemahan satu sama lain. 

Pengalaman melihat dari balik layar tersebut yang membuat saya semakin optimistis terhadap potensi anak muda di Indonesia. Semakin terngiang pula kalimat salah satu tokoh pendiri bangsa Bung Karno, bahwa jika diberi 10 pemuda, maka bangsa kita pasti mampu mengguncang dunia.

Kejutan Erick Thohir

Sosok satu ini memang selalu memberi kejutan. Kalau anak sekarang punya istilah “susah ketebak”. Ya, dialah Erick Thohir. Pada bulan Mei lalu, saya meluncurkan buku “BUMN Berakhlak: Pesan Kepemimpinan Erick Thohir”, yang juga sebagai kado ulang tahun ke – 50 untuk beliau. 

Pada pengantar yang ditulis oleh Bang Fachry Ali, beliau memotret sosok Pak ET sebagai sosok yang penuh kejutan. Salah satu yang diilustrasikan oleh Bang Fachry adalah visi Pak ET bahwa BUMN tidak hanya berfungsi mencetak laba tetapi juga memiliki dampak sosial. 

Sayapun menjanjikan angle tersebut sebagai judul buku saya, yakni “akhlak”. Mengejutkan, karena Pak ET jauh dari kesan agamis dan terkesan tidak berafiliasi dengan organisasi keagamaan tertentu. Selain itu, aspek mengejutkan lainnya, karena rasa-rasanya belum ada pimpinan BUMN yang menggaungkan sisi sosial dan etos dengan pendekatan Islami. 

Nah, bicara soal kejutan, Pak ET punya satu yang disampaikannya di MilenialHub lalu: BUMN diminta membeli sapi Belgia. Hal inipun sudah banyak dimuat media – media massa. Sapi adalah salah satu komoditas unggulan di Belgia dan dari perspektif Pak ET, BUMN dapat berinvestasi dengan membeli peternakan di sana agar negara kita tidak tergantung impor daging. 

Menurut beliau, alih – alih membeli daging, kita beli saja peternakannya. Begitu kira – kira. Dan mengejutkan juga, karena dengan santai, beliau meminta Dubes RI untuk Belgia Andri Hadi untuk langsung mencarikan jalan agar rencana investasi peternakan itu bisa segera terlaksana. 

Menarik untuk kita tunggu kelanjutan kisah sapi Belgia ini.