Oleh: Arief Rosyid Hasan

Presiden Joko Widodo memutuskan untuk memperpanjang pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat sampai 2 Agustus 2021. Keputusan ini merupakan perpanjangan kedua. PPKM Darurat yang awalnya hanya diterapkan tanggal 3 hingga 20 Juli 2021, sempat diperpanjang untuk pertama kali hingga 25 Juli kemarin.

Menurut saya, perpanjangan PPKM Darurat ini adalah opsi terbaik yang diambil presiden Jokowi. Kita masih berada dalam situasi darurat. Saat ini di beberapa daerah telah terjadi penurunan kasus dan tingkat keterisian rumah sakit. Namun di sisi lain, statistik tersebut belum menunjukkan perbaikan situasi yang signifikan di lapangan.

Keputusan Presiden untuk memberi relaksasi bersyarat sudah tepat. Hal ini secara perlahan akan memberi nafas bagi masyarakat yang tergantung pada ekonomi harian, termasuk pengusaha kecil dan menengah.

Sejalan dengan relaksasi bersyarat, peningkatan kapasitas tes dan pelacakan harus terus ditingkatlan. Untuk menopang masyarakat yang terdampak secara ekonomi, bantuan sosial harus disalurkan secepatnya sesuai sasaran.

Vaksinasi dan Temuan di Lapangan

Poin penting lainnya dari komitmen Presiden Jokowi adalah akselerasi pemberian vaksin. Berbagai riset internasional telah membuktikan efikasi vaksin yang disuntikkan ke masyarakat di berbagai belahan dunia, termasuk Indonesia.

Dengan vaksin yang efektif, keterisian rumah sakit akan berkurang, tenaga kesehatan bisa terlepas dari burn out, dan pada akhirnya, masyarakat akan mengalami kekebalan serentak atau herd immunity.

Bank Syariah Indonesia (BSI) bersama Relawan Indonesia Muda, menggelar vaksinasi untuk 1.000 pemuda pada 17 Juli lalu, untuk membantu sentra vaksinasi yang dikoordinasi oleh Wali Kota Jakarta Pusat.

Saat itu, Wali Kota Jakpus mengaku ratusan nakes yang disiagakan untuk vaksinasi tidak bisa bertugas karena terpapar Covid-19. Selain itu, kamu juga menemukan beberapa tantangan dalam upaya percepatan vaksinasi.

Pertama, akses untuk mendapatkan vaksin, kedua, ketersediaan vaksin di fasilitas kesehatan. Kami melihat, warga lanjut usia (lansia) masih masuk dalam antrean saat program vaksin di dua masjid yang kami lakukan. Padahal, lansia adalah golongan prioritas vaksin.

Saat kami tanya, ternyata lansia mengeluhkan jarak lokasi vaksin. Mereka harus punya ongkos dan tenaga ekstra untuk mengantre ke sentra vaksinasi.

Antrean pada sentra vaksin kemungkinan disebabkan oleh aspek tenaga kesehatan. Karena itu perlu kolaborasi dari berbagai pihak untuk membantu nakes dan mempercepat vaksinasi.

PPKM yang diperpanjang ini mudah – mudahan dapat memberikan perpanjangan waktu pula bagi para nakes dan siapapun yang bergerak untuk mengakselerasi program vaksin.

Kami pun di BSI, alhamdulillah, telah mendapatkan panggilan kolaborasi dari berbagai kelompok pemuda di berbagai daerah.

Dalam waktu dekat, BSI dan relawan pemuda lokal akan memfasilitasi vaksinasi di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat. Selain itu, ambulans milik BSI juga akan bergerak kembali ke beberapa titik di Jakarta Pusat, Jakarta Selatan, Karawang untuk membantu penyerapan vaksin di sana.