Setelah mendarat di Jakarta, baru terasa keram otot, mata perih, dan gejala kelelahan lainnya. Ya, begitulah adanya setiap pulang dari kunjungan ke kabupaten/kota. Saya memang sengaja menyempatkan untuk bertemu berbagai kelompok pemuda.

Pada kunjungan pekan lalu, spektrum silaturahmi yang saya jalani cukup lengkap.  Ada kongkow-kongkow yang sifatnya silaturahmi dan update aspirasi teman-teman muda, ada pula forum yang sifatnya ceramah akademis, ada sesi pengkaderan HMI, ada pula yang sekadar ingin jumpa diskusi sambil sarapan pagi. 

Saya mencatat, tak kurang dari 10 agenda bersama teman-teman muda yang saya jalani di Kota Gorontalo, Kota Pangkep, Kota Pare-Pare, Kabupaten Pinrang, Kabupaten Polewali Mandar, dan Kota Majene. Kabupaten/kota tersebut membentang di tiga provinsi di Sulawesi, yakni Gorontalo, Sulawesi Selatan, dan Sulawesi Barat

ariefrosyid.id_dialog

Meski harus memadatkan agenda, tapi pertukaran gagasan yang saya alami justru membawa banyak informasi baru, wawasan, pembelajaran, dan hikmah. 

Topik-topik yang mengemuka pun beragam. Mulai dari hal-hal ‘berat’ seperti berbicara beragam problematika bangsa, A-Z tentang politik daerah (termasuk bahasan hangat soal Pilkada), hingga hal-hal yang sebagian orang akan beranggapan topik ini receh: bagaimana bisa survive di dunia politik dan organisasi. 

Selain ragam gagasan dan wawasan, salah satu hal yang membuat saya semangat keliling Indonesia, adalah kesempatan menikmati ragam kuliner yang ada. Rahang tuna, tinutuan, pisang goroho, ikan kuah kuning – rasanya terlalu panjang list makanan kebanggaan masing-masing daerah. 

Semoga kita semua diberi umur panjang untuk terus bersilaturahmi, menikmati keindahan dan keragaman Indonesia.