Arief Rosyid Hasan
Ketua Umum PB-HMI 2013 – 2015
Founder Merial Institute

Malam pergantian tahun baru saja dilalui. Tahun 2025 sudah dimasuki. Tak terasa genap 20 tahun saya memulai perjuangan sejak bergabung di Himpunan Mahasiswa Islam pada 2004 silam. Bukan waktu yang sebentar jika melihat betapa singkatnya umur manusia. Maka, dengan mengambil sedikit jeda untuk menengok ke belakang memang kadang diperlukan sebagai refleksi sekaligus merencanakan apa yang akan dilakukan di tahun yang baru ini.

Bagi saya, tahun 2024 merupakan babak penting yang menandai kebangkitan anak-anak muda Indonesia dalam percaturan politik dan pembangunan bangsa. Dalam kapasitas saya sebagai Komandan Tim Kampanye Nasional (TKN) Fanta Prabowo – Gibran, saya berkesempatan menyaksikan langsung bagaimana optimisme dan semangat baru tumbuh di berbagai penjuru negeri. Di bawah payung kebersamaan dan spiritualitas, pemuda dari beragam latar belakang bersatu, mengusung ide-ide segar dan tekad kuat untuk membawa perubahan. Mereka tidak hanya menjadi penonton dalam dinamika politik, tetapi tampil sebagai aktor utama yang membawa energi baru dalam perjalanan demokrasi Indonesia.

Dinamika yang tercipta sepanjang tahun tersebut menunjukkan bahwa pemuda adalah poros perubahan yang tidak bisa diabaikan. Dengan segala potensinya, anak-anak muda membuktikan bahwa suara dan tindakan mereka memiliki dampak nyata dalam menentukan arah masa depan bangsa. Kampanye yang dijalankan dijadikan sebuah ruang bagi generasi muda untuk menyalurkan ide dan inovasi. Semangat kolaborasi dan kerja keras terlihat dalam setiap langkah perjuangan sebuah gerbong baru yang berisikan orang-orang muda untuk memenangkan Prabowo – Gibran. Hal ini mencerminkan karakter anak muda Indonesia yang adaptif, kreatif, dan berdaya juang tinggi dalam menghadapi tantangan.

Kemenangan Prabowo – Gibran adalah cerminan dari kerja kolektif yang melibatkan pemuda sebagai kekuatan inti. Mereka hadir tidak hanya sebagai pelengkap, melainkan sebagai motor penggerak utama yang mengawal visi dan misi besar menuju Indonesia yang lebih maju. Kebersamaan yang terjalin selama proses kampanye menjadi bukti bahwa dengan semangat gotong royong dan niat tulus untuk berkontribusi, pemuda mampu membawa perubahan yang nyata dan berkelanjutan. Tahun 2024 akan selalu dikenang sebagai momentum di mana pemuda Indonesia membuktikan bahwa mereka adalah penjaga asa dan harapan bangsa.

Dalam ruang keislaman, 2024 menjadi panggung untuk memperkuat narasi Islam sebagai rahmatan lil ‘alamin. Orang-orang muda ini tampil sebagai pelopor dalam menjembatani nilai-nilai tradisi dengan tantangan modernitas. Melalui berbagai forum diskusi, komunitas, dan gerakan sosial, mereka menghadirkan wajah Islam yang inklusif, progresif, dan penuh kasih sayang. Di sepanjang tahun ini, saya berkesempatan untuk bertemu dan berdialog dengan para pemimpin muda yang menghidupkan spirit keislaman dalam praktik keseharian. Mereka adalah anak-anak muda yang menjadikan Islam sebagai energi penggerak dalam membangun bangsa. Masjid menjadi sentra titik temu yang merangkul semua kalangan, memperkuat solidaritas lintas golongan. Pesantren adalah ruang menciptakan pemimpin masa depan Islam dan Indonesia.

Ekonomi syariah terus menunjukkan pertumbuhan yang menjanjikan. Tahun ini menjadi momentum di mana ekosistem ekonomi berbasis prinsip syariah semakin solid. Sejak 2020 ketika pertama kali dipercayakan sebagai Komisaris Independen Bank Syariah Mandiri (BSM) dan kemudian Bank Syariah Indonesia (BSI) pada 2021, saya terlibat dalam berbagai inisiatif yang mendorong kolaborasi antara pemerintah, swasta, dan komunitas pemuda lokal untuk mempercepat literasi serta inklusi keuangan syariah.

Meski sudah tak lagi menjadi bagian dari BSI, namun, teman-teman muda masih terus membukakan pintu untuk dapat menjadi bagian untuk meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah. Pada 2024 lalu, saya diminta oleh Forum Silaturahim Studi Ekonomi Islam (FoSSEI) Jawa Barat untuk berbicara di forum TEMILREG (Temu Ilmiah Regional), juga di kampus-kampus hingga ke Aceh sebagai daerah yang punya kekhususan menerapkan Qonun Lembaga Keuangan Syariah.

Saya diminta menyampaikan bagaimana mewujudkan ekosistem eksyar yang berkelanjutan.  Alhamdulillah, meskipun sudah tidak menjadi komisaris, saya masih berada di kepengurusan Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), sehingga sedikit banyak, perkembangan ekonomi syariah masih terus saya pantau. 

Pada forum tersebut saya menyampaikan bahwa, kita semua berperan dalam meningkatkan literasi ekonomi syariah, dan menjadi contoh di depan, guna memanfaatkan peluang ekonomi syariah tersebut. Apalagi, bandul pertumbuhan ekonomi saat ini sedang mengarah ke ASEAN, dengan Indonesia sebagai negara episentrum pertumbuhan. Jika kita mampu berkontribusi lebih, niscaya, kita juga akan dapat manfaat yang lebih.

Memang seyogyanya, sebagai negara dengan jumlah penduduk Muslim terbesar di dunia, Indonesia harus menjadi peringkat No.1 di dunia dalam hal mengelola kekuatan ekonomi syariahnya. Potensi populasi muslim yang secara kuantitatif besar ini harus berdampak juga pada kualitas ekonomi masyarakatnya. Kemajuan ekonomi masyarakat muslim sudah tentu berdampak pada kemajuan ekonomi masyarakat Indonesia, juga akan menjadi contoh bagi kehidupan ekonomi umat beragama di dunia. Hal itu, perlu kita sadari dan dukung bersama, sehingga pengelolaan transaksi keuangan syariah dalam menumbuhkan Islamic Ecosystem bahkan dalam skala global tidak hanya isapan jempol belaka.

Kebudayaan selalu menjadi fondasi kuat dalam membangun identitas bangsa. Tahun ini, saya mencoba untuk kembali mempelajari Sejarah. Kali ini, saya tertarik dengan sejarah yang sifatnya dekat dengan asal-usul kita, dan dampaknya masih kita rasakan sampai hari ini. Bersama rekan-rekan Merial Institute dari Makassar, kami bekerja sama dengan Komunitas Ngariksa dan Makassar Heritage Society. Di Komunitas Ngariksa, kami didampingi Prof. Oman Fathurahman. Sementara, dari pihak keluarga, saya mengajak serta Om Helmi Ali Yafie.  Mengawali kunjungan yang kami sebut dengan Rihlah Budaya, kami bertolak dari Makassar ke Kabupaten Barru, Pinrang, hingga ke Soppeng, dan, Sengkang. Ketiganya berada di wilayah Sulawesi Selatan.

Dari hasil temuan kami selama rihlah budaya tersebut, kami berinisiatif menggelar Dialog Budaya di Techno Park Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Tema yang diangkat yakni, “Telusur Manuskrip di Sulawesi Selatan: Cahaya Nabi dalam Naskah Sulawesi”.

Kegiatan telusur budaya hingga dialog ini murni saya lakukan, awalnya karena tergerak untuk mengetahui silsilah keluarga. Dari silsilah tersebut, terbuka serpihan-serpihan informasi mengenai kegiatan dakwah, tokoh-tokoh ulama dan pengajar Islam, bahkan fiqh atau praktik-praktik syariah di wilayah Sulawesi Selatan. Ternyata, dari penelusuran tersebut, banyak wawasan dan inspirasi yang saya dapatkan, dan mudah-mudahan dapat menjadi pemicu dan sumbangsih kami untuk perkembangan ilmu pengetahuan. Sebagai pihak yang sebenarnya tidak sengaja terjun ke penelitian manuskrip dan dialog di situs-situs sejarah, saya akhirnya ingin menarik minat orang-orang muda untuk flashback ke peradaban dulu. Ketika minat orang=orang muda ini sudah mulai meningkat jumlahnya, ke depannya perlu wadah yang pas untuk mentrasformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam konteks kehidupan saat ini. Karena saya selalu percaya bahwa menjaga kebudayaan bukan hanya tugas pemerintah, tetapi juga tanggung jawab kolektif.

Salah satu momen yang juga paling berkesan bagi saya di tahun ini adalah peluncuran Film LAFRAN, sebuah karya yang mengangkat kisah hidup Lafran Pane, pendiri Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), salah satu tokoh penting dalam sejarah pergerakan mahasiswa Islam di Indonesia. Kamis, 20 Juni 2024 lalu adalah pertama kalinya Film LAFRAN ditayangkan di bioskop se-Indonesia. Sebulan sebelumnya, Majelis Nasional (MN) Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (KAHMI) menggelar roadshow ke berbagai kota untuk mempromosikan film ini.

Film ini bukan sekadar hiburan, tetapi juga refleksi atas perjuangan dan keteguhan dalam menghadapi tantangan zaman. Melalui LAFRAN, kita diingatkan bahwa keberanian untuk bermimpi dan berjuang adalah modal utama untuk membawa perubahan. Ada beberapa teladan dan pondasi yang ditanamkan Almarhum Lafran Pane. Pertama, soal anak muda yang berhijrah untuk mendorong perubahan. Kedua, tentang Islam dan Indonesia yang tak terpisahkan. HMI adalah berpadunya perjuangan untuk bangsa dan nilai-nilai keislaman.

Film memang adalah salah satu media untuk menyampaikan pesan dan purpose. Setidaknya dua inilah yang saya maknai selama mengampu peran sebagai produser eksekutif Lafran Pane. Selain mengomunikasikan dua hal tadi, film juga telah menjadi ekosistem yang memberikan nafkah kepada individu dan kelompok dengan berbagai peranannya. Film, adalah juga sektor yang berkontribusi untuk pembangunan ekonomi negeri kita. Film LAFRAN inilah juga yang membawa saya menginjakkan kaki ke negeri Cina, untuk mengikuti 14th Beijing International Film Festival. Beruntung, saya banyak mendapat insight dari senior-senior dari Badan Perfilman Indonesia (BFI), sehingga ketika berada di sana, semakin banyak ilmu yang dapat saya serap untuk kemudian disampaikan kepada rekan-rekan orang muda yang juga menekuni dunia perfilman di Indonesia. 

Tahun ini juga ditandai dengan peluncuran delapan buku yang saya tulis. Buku-buku ini diluncurkan pada tasayakuran milad saya yang ke-38 tahun. “Regenerasi dan Keberlanjutan, Komitmen Keislaman-Keindonesiaan” adalah tema yang kami usung untuk tasyakuran milad saya pada tahun 2024 ini. Tasyakuran ini adalah tradisi tiap tahun, untuk bersilaturahmi, menggali ilmu, serta berdoa bersama untuk kebaikan di masa depan. Buku-buku ini mengupas berbagai tema, mulai dari kepemimpinan politik, ekonomi syariah, kesehatan, hingga catatan beberapa pengalaman selama berkolaborasi dengan berbagai kalangan. Setiap buku menjadi refleksi saya atas perjalanan, dialog intelektual, dan diskusi yang melibatkan banyak pihak. Saya percaya bahwa menulis adalah salah satu cara untuk mengabadikan pemikiran dan membagikan inspirasi. Melalui buku, kita meninggalkan jejak yang dapat dibaca oleh generasi berikutnya. Harapan saya, buku-buku ini tidak hanya menjadi bahan bacaan, tetapi juga pemantik semangat untuk terus bergerak, berkolaborasi, dan berkarya.

Tahun 2024 adalah bukti bahwa pemuda Indonesia memiliki kapasitas besar untuk membawa perubahan. Dalam setiap langkah, saya merasakan energi positif yang terus mengalir, menembus batas-batas wilayah dan latar belakang. Islam, ekonomi syariah, dan kebudayaan adalah tiga pilar yang akan terus kita kembangkan dan perkuat. Saya percaya, masa depan adalah milik mereka yang berani bermimpi dan bekerja keras. Mari kita lanjutkan perjalanan ini dengan penuh semangat dan optimisme, menjaga apa yang sudah kita bangun, dan membuka lembaran baru yang lebih gemilang di tahun-tahun mendatang. Selamat Tahun Baru 2025.