Arief Rosyid Hasan, Ketum PB HMI 2013-2015 & Dewan Pengurus Masjid Agung Sunda Kelapa

Penghujung November 2023, Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK) Menteng peroleh jamaah yang sangat loyal. Hampir tidak pernah absen dalam solat subuh berjamaah, kecuali tentu sedang ditugaskan di luar kota. 

Sering kali, beliau sudah berseragam lengkap, katanya harus ke bandara mengantar Presiden, ikut membersamai kunjungan kerja, atau tugas dinas lainnya. Terbayang bagaimana persiapan yang dimulai sejak dini hari.

Begitulah sosok Panglima TNI Agus Subiyanto, Jenderal Bintang Empat yang selalu menjemput cahaya subuh di Masjid. Kesadaran bahwa kehidupan ini akan bermuara kepada Pencipta adalah tujuan utamanya, tak ada yang lain.

Suatu waktu, pengurus dan unsur lima pilar MASK yaitu, Dewan Pengurus, Dewan Pembina, jamaah, karyawan dan pemuda/RISKA diundang untuk sarapan di rumah jabatan Panglima TNI, berjarak sekitar 200 meter ke Masjid.

Beliau menceritakan sekilas perjalanan hidupnya yang lahir di Cimahi Jabar, 5 Agustus 1967. Ayahnya prajurit TNI berpangkat sersan kepala (serka). Gagal dalam tes Sekolah Calon Bintara, tapi takdir membawanya lulus tes Akabri. 

Dalam satu kisah yang terekam media online Suara Nasional di Korem 132 Tadulako Sulteng, beliau bicara pentingnya sholat subuh sebagai pijakan spiritual dalam menjalani kehidupan sehari-hari. Beliau membeberkan bahwa kunci kesuksesan yaitu ketekunan dalam melaksanakan sholat subuh di Masjid.

“Saya waktu jadi Danrem disini kemarin, tidak pernah bermimpi bisa jadi Panglima seperti saat ini. Kuncinya cuma satu, saya selalu tidak melewatkan Sholat Subuh di Masjid, waktu Sholat itu saya mendoakan seluruh keinginan saya kepada Allah SWT. Nanti Allah menentukan yang terbaik untuk hidup saya,”

Kekaguman saya tidak berhenti dari keistiqomahan beliau terhadap hubungan secara transenden kepada Penciptanya sebagai implikasi habluminallah, juga bagaimana relasi habluminannas yang tidak basa-basi, dibangun dengan semua orang.

Yang terang dan nyata di depan mata, disaat kami sarapan bersama, kediamannya dipadati dengan teman-teman masa sekolahnya di Jawa Barat. Tampak wajah bahagia dari para hadirin, merasa terhormat di jamu oleh temannya yang kini punya jabatan mentereng.

Beliau tidak pernah lupa dari mana berasal, tetap menjaga silaturrahim dengan teman lamanya di masa kecil. Ini juga yang melatarbelakanginya membuat Masjid yang belakangan viral di Pangandaran, Masjid Kubah Baret Hijau.

Selain memperoleh masukan dari sahabatnya yang seorang ulama kondang, Ustad Adi Hidayat. Masjid ini adalah tempat ngaji Panglima TNI di masa kecilnya. Beliau membangun Masjid terbaik sebagai legacy untuk mengabadikan kisahnya di masa lalu. 

Akhirnya, saya ingin juga menuliskan dua surah Al Quran yang sering kali dikutip oleh beliau. Pertama, Surah Al Isra ayat 7 tentang keutamaan berbuat baik yang akan kembali kepada kita sendiri. Kedua, Surah Al Imran ayat 26 tentang Allah pemilik kekuasaan tunggal, memberi dan mencabut adalah hak-Nya.

Saya doakan, Panglima TNI senantiasa diberi kesehatan untuk menjalani seluruh aktivitasnya, memikul tugas berat bagi kemaslahatan umat, bangsa, dan negara. InshaAllah ditangannya, TNI semakin profesional menjawab kebutuhan zaman!