Siapa sih yang tak kenal Raffi Ahmad. Rasa-rasanya lintas empat hingga lima generasi tahu Raffi Ahmad. Mulai karir dari wara-wiri sebagai presenter di televisi, kemudian sempat jadi penyanyi, dan kini buka usaha di sana-sini. Raffi Ahmad adalah simbol fleksibilitas dan agility orang muda.
Jika dinosaurus punah karena kalah tarung dalam evolusi, maka Raffi adalah antitesanya. Mungkin sebagian bisa melihatnya sebagai ‘garis tangan’. Namun, bagi saya, dan orang-orang yang ber-testimoni tentang Raffi, pasti memiliki satu benang merah: “orangnya baik dan pantang menyerah”.
Kamis, 28 Maret 2024, Raffi mengundang saya ke kediaman beliau di Andara. Menembus macet Jakarta karena musim bukber lagi seru-serunya, selain silaturahmi, sekalian lah digarap juga wawancara podcast. Raffi langsung yang jadi pewawancara.
Selesai podcast, kami masih bercengkerama. Sempat ikut sebentar istri beliau, yang juga sudah tidak asing lagi di mata masyarakat kita, Mbak Nagita Slavina, dan putra beliau, Rafathar. Saat sudah terlarut dalam perbincangan, saya memutuskan akan pamit, karena kebetulan kedua putra saya yang menyusul ke Andara juga sudah terlihat kelelahan.
Ternyata jarum jam sudah menunjukkan jelang jam 23.00 WIB. Usai foto bersama sejenak, kamipun pamit. Di perjalanan pulang, saya lihat hasil foto bareng tadi. Saya dan dua putra sudah lusuh, Raffi, Rafathar, dan Nagita masih segar dan cerah. Memang jam terbang tidak bisa bohong he he. Dan kita tahu bersama, Raffi dkk masih aktif malang-melintang mengisi acara sahur setiap Ramadannya.
Banyak inspirasi yang bisa saya petik dengan kesempatan bertemu dan berinteraksi dengan sosok muda seperti Raffi. Insya Allah, Allah beri kemudahan selalu untuk menjahit silaturahmi dan kolaborasi dengan pemuda-pemuda progresif dan agile lainnya. Bismillah!