Arief Rosyid Hasan (Ketum PB HMI 2013-2015, Ketua Yayasan Perkaderan Insan Cita)
Siang kemarin (25/12/24) pukul 13.01, dikejutkan kabar dalam whatsapp grup bunyinya, “Innalillahi wa innailaihi rojiun, telah berpulang kerahmatullah, mantan Ketua Umum BPL PB HMI Ahmad Surya Ramadhan, baru di informasikan dan sekarang sedang ditangani oleh rumah sakit di ruang jenazah”.
Usia benar-benar misteri, baru beberapa bulan sejak demisioner sebagai Ketua Umum BPL PB HMI periode 2021-2023, Senin (23/12/24), kita peroleh kabar almarhum sedang menjalani perawatan di IGD RSBK dengan diagnosa sementara, Hepatitis.
Dalam testimoni tentang almarhum, saya menggambarkan beliau adalah salah satu generasi terbaik umat dan bangsa. Di usia yang masih sangat muda, 26 tahun (lahir 1 Maret 1995), beliau terpilih dan diamanahi tugas berat sebagai Ketua Umum BPL PB HMI Periode 2021-2023.
Tidak banyak orang muda yang dianugerahi kesempatan untuk memimpin mesin penggerak perkaderan di HMI. Mendapat amanah mengurusi pabrik pencetak kader terbaik organisasi dari Sabang sampai Merauke, berkeliling Indonesia memastikan mata air tidak kering dan tidak keruh.
Aktivisme seperti pedang bermata dua, dia hidup dengan mengedepankan kemaslahatan yang luas untuk orang banyak. Idealnya sulit ditemui dari mereka yang selfish, atau hanya memikirkan dirinya sendiri. Waktu aktivis habis untuk selalu berdampak terhadap sekitarnya.
Di sisi yang lain, mereka lupa untuk senantiasa memikirkan dirinya sendiri sebagai aset umat, bangsa, dan negara. Berpola hidup sehat, minimal meluangkan waktu berolahraga 30 menit tiap hari, makan dengan gizi seimbang, hingga meluangkan waktu untuk beristirahat.
Perjuangan membawa nasib umat, bangsa, dan negara ke arah yang lebih baik hanya bisa ditempuh dengan jiwa raga yang sehat. Persistensi atau istiqomah menjadi lilin untuk menerangi sekitar adalah sikap yang ditunjukkan oleh Pahlawan dari beberapa generasi sebelumnya.
Tidak berlebihan, jejak kepahlawanan sebagai aktivis, sebagai salah satu pilihan yang banyak mewarnai perjalanan Indonesia sebagai sebuah bangsa dan negara. Imajinasi para founding fathers dengan latar belakang aktivis yang mengantarkan kita sampai dititik ini.
Berikutnya adalah tugas aktivis zaman now, yang harus melanjutkan sejarah dan cita-cita kemerdekaan. Ini mustahil diwujudkan dengan semangat yang musiman, naik turun sesuai selera pribadi. Selain itu para aktivis perlu menjaga pola hidup sehat, sehingga bisa terus berjuang.
Akhirnya, tugas almarhum Surya sudah selesai dalam mengawal banyak forum perkaderan. Tidak terhitung amal jariyah atas ilmu pengetahuan yang telah ditinggalkannya. Kita tidak boleh mundur sedetikpun untuk menjaga kesetiaan kita terhadap beningnya sumber mata air kepemimpinan.
Kita perlu mengenang almarhum Surya sebagai pahlawan muda perkaderan dengan meneladani konsistensinya. Kita perlu mengingat almarhum yang tidak pernah letih berjuang memastikan perkaderan berlangsung dari Aceh sampai Papua, sebagai agenda regenerasi dalam konteks keislaman keindonesiaan.
Al Fatihah!