Pertambahan usia ke angka 36 tahun saya awali dengan mengajak istri dan ketiga putra saya untuk mengunjungi K.H. Ali Yafie. Di rumah tokoh NU dan mantan ketua MUI ini, dengan kerendahan hati, saya meminta perkenaan Puang Ali Yafie untuk mendoakan sekaligus memimpin doa bersama istri dan anak-anak. 

Beberapa waktu sekali, saya menyempatkan untuk bertandang ke kediaman beliau. Sebagai ulama dan orang tua, nasihat dan wisdom beliau adalah penguat jiwa. 

36 Tahun dengan Berdoa dan Membawa Keluarga

Setiap kali hari kelahiran saya tiba, saya merasa berada di batas waktu. Seperti pada pertengahan malam saya sering merenung. Begitu cepat waktu berlalu. Tiba-tiba hari berganti.

Padahal, belum lah selesai apa yang saya kerjakan di pagi, siang, hingga malam. Terasa belumlah cukup, masih kurang.

Tetapi di situ pula saya bersyukur. Tidak henti-henti nikmat diberikan, kemudahan dicapai, dan tantangan yang datang dapat saya lalui.

Saya bersyukur, setiap hari saya seperti dipaksa untuk menjawab “apa yang sudah dilakukan hari ini?” dan “apakah hari ini lebih baik dari kemarin?”.

Maka, setiap kali datang hari kelahiran saya “paksakan diri” untuk menuliskannya. Karena dengan begitu, saya punya catatan yang bisa dilihat untuk menjawab pertanyaan itu.

Inilah bekal yang saya simpan di dalam hati dan menjadi niat untuk melangkah kembali esok hari. Karena kemarin telah berlalu, sudah kutuliskan. Dan mulai bersiap menulis kembali untuk hari yang baru di lembaran baru.

Catatan saya di pertambahan usia kali ini adalah “Inisiatif Ekonomi Masjid“. Mohon ditunggu tanggal terbitnya.