Karunia Tuhan Semesta Alam sungguh indah. Atas perkenaan-Nya, saya digabungkan ke dalam institusi perbankan yang tidak hanya menjalankan pekerjaan duniawi tapi juga beragam amalan dan bantuan untuk sesama. 

Bank Syariah Indonesia (BSI) di seluruh kantor cabang di Indonesia punya cara sangat religius dalam menyambut pergantian tahun. Ada yang mengadakan salat subuh keliling, khataman Al-Quran, penyaluran sedekah serentak, serta doa dan sujud syukur jelang tahun baru. 

BSI memang berkomitmen untuk menjalankan syariah, yakni menggerakkan bisnis dengan menebar maslahat untuk umat dan bangsa. Begitupun untuk nasabah, dana nasabah pasti dipisahkan juga untuk wakaf, untuk dana sosial bagi umat. Belum lagi, berbagai kegiatan sosial untuk seluruh lapisan masyarakat juga dilaksanakan oleh BSI.

JIka boleh sedikit flashback, di tahun 2021, BSI membantu gerakan pemerintah untuk memeratakan vaksinasi. BSI memfasilitasi tenaga kesehatan dan mobil keliling untuk menjangkau masyarakat sekitar masjid agar menjadi sasaran vaksin Covid-19.

Selain itu, lewat Yayasan Bangun Sejahtera Mitra Umat (BSMU) yang sebelumnya dikenal dengan Baznas BSM Umat, BSI juga menyalurkan bantuan, antara lain untuk masyarakat yang terpaksa isolasi mandiri saat puncak pandemi pertengahan tahun lalu, dan memberikan bantuan untuk marbot masjid. Gerakan untuk membantu UMKM dan aktivitas menginspirasi wirausaha muda juga tetap dijalankan oleh BSI. 

Kampanye Ekonomi Syariah untuk Kalangan Anak Muda Jalan Terus 

Sepanjang tahun 2021, Alhamdulillah, kami juga diberi kekuatan dan daya dobrak untuk berangkat ke berbagai daerah untuk menggelorakan semangat ekonomi syariah. 

Di Sumatera, kami sempat ke mampir hingga ke kota – kota tier-2. Kami tidak berpuas hanya silaturahim di kota besar, karena kami ingin menjembatani juga teman – teman hingga level kabupaten.

Yang juga berkesan di Sumatera adalah perjalanan kami dengan Gen-Sy yang sekali kayuh bisa melewati tiga ibu kota provinsi dengan tiga moda transportasi; darat, laut, dan udara. 

Pada setiap kunjungan, kami juga menyempatkan menggali inspirasi, dengan berkunjung ke masjid – masjid yang telah menjalankan perannya menjadi sentra ekonomi umat. Semisal di Masjid Jabal Arafah Batam, di mana kawasan masjid juga menyediakan lapak – lapak yang sangat rapih untuk sarana usaha UMKM. 

Kemudian, saya juga menelusuri tanah Jawa. Tidak hanya bertemu dengan jejaring anak muda, tetapi juga sowan ke para alim ulama termasuk para pimpinan pesantren.

Kami menyadari, selain ke masyarakat luas, pesantren memegang peranan esensial untuk mendukung gerakan ekonomi syariah.

Apresiasi dari BI 

Sebelum menutup tahun, atau pada akhir November silam, Alhamdulillah, apresiasi dari Bank Indonesia juga ada pada genggaman. Lewat acara yang dihadiri Presiden para pejabat setingkat menteri serta kepala – kepala daerah, BI menganugerahkan kepada saya penghargaan sebagai Tokoh Penggerak Ekonomi Syariah Terbaik.

Akhirnya, 2022 ini tidak ada kata lain selain gas terus. Bukan untuk BSI atau kelompok pemuda ekonomi syariah semata, tapi pasti, untuk umat dan bangsa.

Selamat Tahun Baru! 

Ilmu Padi dari  Tuan Guru Bajang 

Tuan Guru Bajang atau Dr. Muhammad Zanul Majdi adalah nama yang familiar untuk masyarakat Indonesia. Beliau adalah Gubernur Nusa Tenggara Barat tahun 2008 – 2013 dan 2013 – 2018. 

Dalam dua periode kepemimpinannya, TGB juga sukses mengangkat NTB dari predikat sebagai provinsi tertinggal. Dalam jangka waktu 2014-2016, laju pertumbuhan ekonomi NTB meningkat menjadi 9,9 persen, saat itu pertumbuhan ekonomi nasional masih di angka 4,9 persen. 

Baru – baru ini, oleh Asosiasi Dai-Daiyah Seluruh Indonesia (ADDAI), TGB dinominasikan sebagai Dai of The Year tahun 2021. 

Saya termasuk yang beruntung mendapat momen untuk satu acara dengan beliau di Aceh untuk memulai kerja sama BSI dan DMI untuk digitalisasi masjid di Aceh. Oh ya, beliau juga didapuk menjadi Wakil Komisaris Utama BSI pada pertengahan 2021 silam. 

TGB membagikan ilmu padi. Menurutnya, saat petani menumbuhkan padi, tidak hanya padi yang akan tumbuh tetapi juga rumput di sekitarnya. Dari analogi tersebut, TGB memberi pesan, bahwa jika ada hal yang kita perjuangkan untuk umat fokuslah ke situ, niscaya manfaat lebih luas akan ada dalam genggaman. 

“Rif, jika kita mendahulukan kepentingan umat, kepentingan pribadi akan ikut. Kalau niat kita ibadah, segalanya diberi kelapangan. Kyai di pesantren sering mengingatkan kami dulu, jika menanam padi, rumput akan ikut tumbuh. Jika menanam rumput, tidak akan dapat padi,” ungkapnya.