Oleh drg. Arief Rosyid

Yang terang dari judul diatas, Eyang Noto dan Glenn Fredly tidak pergi karena Korona. Tapi keduanya kembali ke Pencipta pada saat Korona melululantahkan dunia.

Eyang Noto berdasarkan keterangan putranya Presiden Jokowi, sudah lama mengidap penyakit kanker. Sedangkan Glenn meninggal akibat meningitis.

Karena Korona keduanya pergi tanpa iring-iringan banyak orang, padahal jika ada kesempatan tentu akan berduyun-duyun orang hadir ke pemakaman.

Apa yang diwariskan keduanya sungguh luar biasa terhadap kemajuan bangsa, khususnya tentang cinta dan kasih sayang terhadap Indonesia.

Eyang Noto pada bagaimana ia memberi cinta dan kasih sayangnya kepada Presiden RI, hingga ketulusannya dalam mendoakan dan membimbing putranya tersebut dalam menghadapi situasi sesulit apapun.

Sedang Glenn Fredly, syair lagu dan gerakan aktivismenya juga menjelaskan bagaimana ia luruh dalam cinta dan kasih sayang terhadap bangsa dan negaranya.

Terakhir Bersama Eyang Noto

Saya ikut menyaksikan jasad almarhumah Eyang Noto sebelum akhirnya beliau menyatu dengan bumi. Meski sebelumnya sudah ada himbauan untuk cukup mendoakannya dari rumah saja.

Dalam kenekatan dan segala kemungkinan tak dapat tembus mendekat bersama jasad almarhumah, maklum peristiwa ini dihadiri langsung oleh orang nomor satu di Indonesia, Presiden RI. Dengan segala keprotokoleran tentu tak mudah untuk berada disana.

Alhamdulillah, akhirnya saya dibantu salah satu kawan untuk bisa masuk ke dalam rumah almarhumah Eyang Noto, juga ikut menyalatkan dan memberi penghormatan terakhir untuk beliau.

Ini pertemuan terakhir saya dengan jasad Eyang Noto dan pertama tanpa buah tangan darinya. Ya, seperti yang sebelumnya juga dikisahkan oleh Mas Eko Sulistiyo, tak pernah sekalipun kami yang ke rumah beliau pulang dengan tangan kosong.

Kisah-kisah sederhana bagaimana ia sebagai telaga yang jernih, juga nampak dari ketenangan seorang Presiden Jokowi dalam mengambil berbagai keputusan meski dirundung kesedihan atas kepergian Ibunya.

Yang paling membekas dalam ingatan saya nasehat Eyang Noto tentang hidup yang harus selalu dilandasi dengan keikhlasan, demikian juga dengan bekerja dan berjuang untuk hal baik. Harus tahan dari cercaan, fitnah, dan sebagainya.

VOTE Glenn Fredly

Awal pertemuan dengan Glenn Fredly sekitar tahun 2012 di Mall FX Senayan. Sebelum itu cuma bisa menyaksikannya dalam layar kaca, siapa yang tak mengenal pemilik suara indah dengan lirik romantis ini.

Rupanya kasih sayang Glenn tak hanya terbatas pada lirik saja, tapi aksi-aksinya menunjukkan cintanya yang amat besar pada bangsa dan negara Indonesia.

Saya sendiri tak menyangka gerakan budaya VOTE (Voice From The East) ini selain oleh NGO ternama seperti KontraS, ICW, dan lain-lain, ada nama Glenn Fredly yang terlibat dalam kampanye tersebut.

Aksi keberpihakan terhadap kesenjangan antar Indonesia ini juga yang menurut hemat saya secara serius dikerjakan oleh Presiden Jokowi, salah satunya karena dorongan Glenn Fredly.

Aktivisme dan idealisme yang dimiliki Glenn mengalir deras dalam medium yang berbeda dari yang lain, ia memanfaatkan kepiawaiannya di musik dan mengajak teman-temannya dalam semangat yang sama.

Akhirnya sambil terus mendoakan dan meneladani keduanya, kita berharap Korona segera hilang di muka bumi. Ketiganya membuat bekas yang sangat mendalam bagaimana cinta dan kasih sayang antar sesama harus terus digalakkan. Semoga!