Mempelajari kitab suci adalah pembelajaran yang tiada henti. Sayangnya, pengajian-pengajian di masyarakat kerap diisi oleh penduduk senior, yang sudah pensiun atau rutinitas pekerjaannya sudah menurun. Padahal, kebutuhan memberi ‘makan’ terhadap sisi spiritual justru dibutuhkan oleh orang muda, atau teman-teman yang masih termasuk ke dalam usia produktif. 

Belum lagi, kita juga dikagetkan dengan fakta semakin banyak penduduk Indonesia berusia muda yang terkena gangguan kesehatan mental. Padahal, ibadah, menurut banyak referensi, mampu berkontribusi positif dalam kesehatan mental. Ibadah memberi ketenangan batin dan ketenangan pikiran, mengalihkan pikiran dari negatif ke positif, serta, dalam hal ibadah dilaksanakan bersama, juga mampu membawa rasa keterikatan dan mengurangi perasaan kesepian. 

Faktor-faktor tersebutlah yang membuat saya dan teman-teman semakin yakin untuk melaksanakan pengajian kami, di sekretariat Jln. Surabaya No. 45. 

Pada kesempatan perdana, Alhamdulillah, hadir Ketua MUI Jakarta K.H. Fais Syukron Makmun, serta K.H. Nusron Wahid. Pengajian diawali dengan pembacaan rotibul haddad, dzikir dan wirid yang mengandung berbagai macam doa. Kemudian, para hadirin yang seluruhnya berasal dari kelompok muda, ikut melantunkan salawat bersama, menyampaikan pujian dan doa untuk Rasulullah SAW. Terakhir, Kiai Syukron dan Kiai Nusron ikut menjadi narasumber untuk pengajian kitab. 

Alhamdulillah, pengajian perdana kami berlangsung lancar. Untuk menyambut semangat dan melanggengkan niat baik pengajian untuk orang muda, majelis ini akan kami laksanakan sekali dalam setiap bulannya. Nantikan tanggal pelaksanaan pengajian berikutnya!