Istiqlal adalah kebebasan atau kemerdekaan. Kebetulan sekali, kami saat ini Bersama Masyarakat Ekonomi Syariah (MES), DMI, ISYEF, dan lain – lain, sedang membawa semangat memerdekakan umat melalui gerakan EMAS (Ekonomi Masjid).

Ide mengenai ekonomi masjd kami asah lagi lewat Tablig Akbar Maulid Nabi Muhammad SAW hari Selasa 19 Oktober lalu Bersama Prof. Nasaruddin Umar selaku Imam Besar Masjid Istiqlal, Pak JK selaku Ketua Umum Dewan Masjid Indonesia (DMI), Arsjad Rasjid (Ketua Umum KADIN), dan para tokoh lainnya.

Bertempat di Istiqlal, pada tabligh akbar tersebut, kami semua meresapi pembangunan ala Rasulullah SAW yang berpusat di masjid. Masjid saat zaman nabi mampu menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, politik, sosial, budaya, hingga ekonomi.

Masjid adalah tempat ibadah sekaligus tempat terlaksananya aktivitas yang bersifat “rahmatan lil alamin”.

Kembali lagi ke Istiqlal Global Fund (IGF). Inisiatif ini bertujuan untuk mengelola secara profesional dana Istiqlal dari dan untuk umat. Selain berkomitmen terhadap pelayanan kepada jemaah, IGF juga akan difokuskan untuk mengelola usaha, bisnis, dan filantropi di Masjid Istiqlal.

Salah satu implementasi konkretnya dari sudut pandang ekonomi, adalah ruang – ruang usaha yang terbuka untuk produk yang dibutuhkan oleh Jemaah. Istiqlal akan menjadi “pusat keramaian” yang terintegrasi dan menjadi sarana ibadah yang nyaman dan mensejahterakan umat.

Dari IGF, EMAS, dan berbagai bentuk gebrakan lainnya, termasuk yang akan dilakukan oleh Gen-Sy, insya Allah nafasnya masih sejalan dengan visi DMI sejak saya masuk beberapa tahun lalu, yakni “memakmurkan dan dimakmurkan masjid”, serta mendukung visi MES untuk mewujudkan arus baru ekonomi syariah di Indonesia.

MES Terlahir Kembali

Saya sering mendapat celetukan dari teman – teman ya, “MES ini ternyata sudah lama didirikan di Indonesia ya…”

Ya, Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) sudah eksis sejak tahun 2010. Saat itu, ekonomi syariah belum se-familiar sekarang untuk masyarakat di akar rumput. Seiring dengan perkembangan bank syariah dan produk ekonomi syariah lainnya, saat itu pula MES semakin mengemuka.

Saya pribadi selaku pengurus yang masih “sabuk putih”, juga merasa MES baru mulai dikenal, khususnya di kalangan pemuda, pada akhir – akhir ini. Untuk itu, saya pun ikut terpacu agar MES dan berbagai aktivasinya terus mengemuka di kalangan pemuda.

Nah, bertepatan dengan Hari Santri Nasional pada 22 Oktober lalu, MES meluncurkan logo baru yang lebih fresh namun tetap sarat makna.

Logo baru MES memiliki typeface yang lebih bersahabat dan inklusif, dengan warna hijau pada huruf “S” dan kata “Syariah”. Usai peluncuran logo ini, alhamdulillah kami, Bersama Ketum MES Bang Erick Thohir dilantik oleh Wapres K.H. Ma’ruf Amin.

Insya Allah MES mampu mengemban amanah dari negara, seperti yang disampaikan Pak Kiai Ma’ruf, yakni mewujudkan cita – cita pembangunan ekonomi dan keuangan syariah dengan berjamaah melalui gotong royong dan saling menolong.