Menyongsong Kemenangan Gen-Sy dan Era Bank 5.0

Takbir menggema di sekitar kita, menandakan tibanya momen kemenangan, hari raya Idul Fitri. Tak hanya kemenangan individual yang kita dapat syukuri. Di sektor ekonomi syariah, kita patut berbangga karena bangsa kita sedang menyongsong kemenangan yang dimotori oleh Gen-Sy (dibaca Gen-Si, red), sebutan kami untuk anak muda yang telah melek terhadap ekosistem maupun produk ekonomi syariah.

Berbeda dengan generasi  Z atau Y yang dikelompokkan berdasarkan klasifikasi usia. Gen-Sy adalah generasi milenial yang hidup dalam konsep syariah, mereka merupakan generasi yang melihat pentingnya keseimbangan hidup, tak hanya memikirkan hal – hal duniawi, tetapi asupan rohani mereka juga terurus.

Ciri – ciri Gen-Sy adalah mereka yang tidak kaku ber-hang out ria, namun tetap ingat salat lima waktu bahkan menyempatkan diri tahajur. Generasi ini juga kerja keras mencari nafkah, tapi tak lupa amalan – amalan agama, generasi hijrah namun tetap perduli keadaan sekitarnya.

Ketika berkeliling ke banyak wilayah di Indonesia, sejak dulu saya mengamati potensi Gen-Sy ini sangat besar. Hampir di setiap kota besar, saya menemukan komunitas-komunitas pemuda masjid, komunitas pecinta Al-Quran hingga kelompok relawan sosial yang didirikan dan dimotori oleh anak muda.

Pengamatan kecil-kecilan saya ini, disokong oleh fakta bahwa Indonesia memiliki 28.000 pesantren dan memiliki lebih dari 2 juta santri aktif. Jumlah Masjid terbesar di dunia juga ada disini, jumlahnya 800.000 hingga sejuta Masjid, dan tersebar dari lokasi kelas satu hingga di pelosok daerah.

Selain itu, kini terdapat Bank Syariah Indonesia (BSI) yang menjadi bank terbesar ketujuh di Indonesia, ditopang sekitar 11 bank umum syariah, 20 unit usaha syariah, 163 BPR syariah, dan 4.500 lembaga keuangan mikro syariah yang tersebar di seluruh Indonesia. Belum lagi lembaga bantuan ekonomi atau pendidikan Islam yang didirikan masyarakat secara swadaya.

Bersama pemerintah saya amat yakin, Gen-Sy mampu menjaga ekonomi tidak terperosok ke jurang dalam, dan mampu mengatasi rendahnya pertumbuhan ekonomi, pemutusan hubungan kerja hingga meningkatnya angka kemiskinan.

Berkaca dari survei 2020 Deloitte Millennial Survey di 43 negara yang dikeluarkan setahun lalu, pandemi telah memicu simpati dan keinginan milenial untuk berbuat bagi sesama. 

Survei itu memperlihatkan kaum milenial ingin membangun dan mendukung usaha kecil dan menengah di sekitar mereka. Seperti kita ketahui, UMKM merupakan sektor yang paling menopang perekonomian nasional di setiap krisis.

Bahkan, Bank Indonesia optimistis ekonomi dan keuangan syariah mampu menopang Indonesia sebagai negara berpendapatan tinggi pada tahun 2045. Hal ini dapat tercapai dengan catatan generasi milenialnya turut aktif mendukung perkembangan ekonomi syariah yang kian lama kian diminati. 

Oleh karena itu, tidak bosan – bosan saya mengajak para pembaca, para Gen-Sy, marilah bersama kita sambut kemenangan! 

Jomblo Pemersatu Umat 

Bagi yang sudah follow saya di Instagram, saya kerap membagikan konten yang menyinggung para jomblo, sebutan untuk orang yang masih single alias belum punya pasangan.

Di antara beragam informasi, konten tentang jomblo rupanya jadi pemersatu umat. Selalu saja ramai komentar manakala ada konten yang menyindir jomblo.

Uniknya lagi, teman – teman yang jomblo justru suportif dengan mengekspresikan rasa tersindir hingga betapa “termotivasinya” mereka agar tidak sendiri lagi.

Kadang kala, ada juga yang memberi saran nama komunitas untuk mewadahi para jomblo. Misalnya: KEJI (Kesatuan Jomblo Indonesia). Ada pula yang menimpali dengan semakin menebalkan mirisnya menjadi jomblo.

Buat yang tersindir, mohon maaf lahir dan batin, ya!
Seraya kita berdoa bersama agar Allah SWT segera mendekatkan yang jauh.