Awam mungkin melihat ramainya pedagang kuliner di sekitar masjid hanyalah dari aspek karena ada ‘demand’. Di mana tempat ramai, di situ ada peluang ekonomi. Tapi, bagaimana jika keberadaan jajanan di sekitar masjid adalah konsep yang disengaja? Bagaimana jika keramaian di dalam dan sekitar masjid adalah integrasi yang ‘win-win’?
Inilah yang terus dipikirkan oleh pengelola-pengelola masjid modern di tanah air, termasuk di Masjid Agung Sunda Kelapa (MASK). Sebagai bagian dari pengurus masjid, saya melihat sendiri bagaimana inovasi terus digodok dan diterapkan di masjid ini.
Kalau soal kuliner, jajanan di tenda-tenda kecil di sebelah timur masjid memang sudah lama eksis dan menghadirkan banyak langganan. Namun, pengurus mencoba menambah pilihan dengan hadirnya pujasera di dalam halaman masjid. Selain itu, untuk meningkatkan inklusivitas akses, pengurus juga menyediakan jalur yang landai sebagai opsi lain tangga ke ruang ibadah.
Lalu, pada akhir tahun hingga tengah tahun ini, fasilitas-fasilitas rekreasional juga dihadirkan, yakni lapangan basket dan taman bermain anak atau playground.
Tak hanya rekreasi, kajian-kajian dan kegiatan taklim juga masih terus berjalan secara kontinyu di MASK. Ibadah, rekreasi, dan interaksi, adalah komposisi yang juga diarahkan oleh Allah SWT dan Rasul-Nya. Menjaga ‘hubungan’ dengan Sang Maha Pencipta, serta menjaga ‘hubungan’ dengan sesama makhluk-Nya.
Ayo, lebih sering datang ke masjid!