Arief Rosyid Hasan (Komisaris Bank Syariah Indonesia)
Indonesia menempati peringkat pertama negara dengan ekosistem Islam terbesar di dunia yakni 13 persen dari total penduduk Islam dunia. Angka itu tidak main-main, sebab Indonesia juga merupakan negara dengan jumlah penduduk terbanyak ke-empat di dunia. Berdasarkan data Pew Research Center, populasi muslim dunia diproyeksi mengalami peningkatan secara prosentase populasi tahun 2010-2050 mencapai 73 persen. Data-data tersebut menunjukkan posisi Indonesia tidak hanya sebagai etalase umat muslim di dunia, juga lebih dari itu sebagai wajah umat beragama di seluruh dunia.
Beberapa pekan lalu, tepatnya 01 November 2022 saya bertandang ke Portugal untuk menghadiri acara WebSubmmit dan TWT Event, serta ikut menyampaikan tentang Digital Islamic Ecosytem. Pada kesempatan itu, saya menyampaikan tiga hal terkait Digitalisasi Ekosistem Islam, pertama bagaimana populasi muslim di Indonesia mengambil dan memberi pengaruh yang besar dalam sektor perekonomian. Kedua, bagaimana peran pemuda muslim dalam memanfaatkan perkembangan dan potensi digital yang ada, dan ketiga bagaimana Bank Syariah Indonesia (BSI) yang merupakan lokomotif dalam memajukan ekonomi umat yang akan berdampak pada Indonesia maju.
Potensi Keuangan Syariah di Indonesia
Mewakili PT.Bank Syariah Indonesia, tbk., saya menekankan bahwa 87 % penduduk di Indonesia adalah muslim dan sekitar 45% memiliki preferensi dalam mengelola keuangannya dengan sistem syariah, yang berarti merupakan potensi besar untuk menumbuhkan Ekosistem Islam di Indonesia.
Seperti diketahui bahwa perbankan syariah merupakan salah satu penopang utama ekonomi dan keuangan syariah di Indonesia. Saat ini, 89,26 % aset lembaga keuangan syariah merupakan konstribusi perbankan syariah. Adapun sekitar 70 % kegiatan ekonomi syariah masih bertumpu di perbankan syariah.
Namun, pertama-tama mari kita mengkaji apa itu Ekosistem Islam? Ekosistem Islam adalah satu sistem yang terbentuk oleh hubungan timbal balik tak terpisahkan antara satu dengan yang lain, misalnya Masjid dan jamaah di sekitarnya atau pesantren dan santri yang mengikuti pendidikan di dalamnya. Relasi yang selama ini sudah terjalin dengan baik ini perlu dilengkapi dengan kehadiran perbankan syariah yang bisa hadir tidak hanya sebagai sahabat finansial, juga sekaligus sebagai sahabat sosial dan spiritualnya.
Potensi ekosistem Islam dalam jumlah besar tersebut disasar oleh BSI untuk meningkatkan pangsa pasar perbankan syariah yang masih diangka 7,03 persen. Secara keseluruhan potensinya mencapai 4.300 triliun rupiah, ada 800.000-1.000.000 masjid dan mushallah, ada pula lembaga pendidikan sebanyak 28 ribu sekolah Islam, dan 18 juta santri, kemudian jamaah haji yang terus meningkat, pengelolaan halal food serta Rumah Sakit Islam, begitupun yang terjadi pada ekosistem zakat dan sedekah.
Pemuda dan Digitalisasi Ekosistem Islam
Saat dunia memasuki masa pandemi, kita semakin sadar bahwa kemajuan tekhnologi digital menjadi salah satu penolong dalam menghadapi masa-masa krisis selama pandemi. Persitiwa tersebut menjadikan kita semakin sadar akan pentingnya platform digital.
Salah satu perubahan utama yang dilakukan oleh perbankan yakni selain munculnya perbankan tanpa cabang, juga kehadiran superapp dengan ragam layanan baru. Artinya, setiap customer dapat melakukan transaksi, mulai dari membeli garam sampai membayar tagihan listrik, juga membayar zakat ataupun sedekah melalui smartphone mereka. Transformasi digital ini tentu adalah angin segar bagi generasi pemuda (milenial maupun sentenial) yang kita baca sebagai kelompok yang mementingkan kemudahan, akses yang cepat tapi tetap aman.
Menyadari pentingnya hal tersebut, BSI telah melakukan berbagai terobosan dengan peningkatkan pelayanan digital mereka. Saat ini, kita memiliki BSI Mobile sebagai bagian dari Digitalisasi Ekosistem Islam. Per-Juni 2022, pengguna BSI mobile mencapai 4,07 juta, naik sebesar 81 % secara yoy. Jumlah pengguna yang meningkat dipengaruhi oleh perubahan perilaku masyarakat khususnya pemuda yang mulai beralih ke e-channel BSI Mobile, ATM ataupun internet. Saat ini, profil nasabah BSI telah menggunakan e-channel untuk beraktivitas perbankan ialah sebesar 97%. Transaksi kumulatif BSI Mobile per Juni 2022 mencapai 117, 72 juta transaksi dan berkontribusi memberikan feebased income sebesar Rp. 119 miliar.
Selain itu, demi menjangkau lebih banyak milenial, BSI juga berfokus mengembangkan produk Ziswaf BSI Mobile. Pengaturan khusus Ziswaf secara online khususnya zakat, infak, dan sedekah menjadikan mereka sebagai target utama. Hal ini disadari bahwa, para pemuda telah memiliki penghasilan tetap yang berpeluang membantu masyarakat yang membutuhkan. Maka, BSI mengambil peran sebagai penghubung dalam memudahkan penyaluran dana secara aman, dengan kata lain, kita telah turut dalam mengamalkan dan mendukung kemajuan ekosistem Islam.
Dalam perkembangannya penerimaan Ziswaf terus meningkat dari tahun ke tahun. Pada 30 September 2022, BSI Mobile mengumpullkan lebih dari seratus miliar rupiah dana Ziswaf dengan angka transaksi lebih dari 7 juta.
Dengan adanya platform rekening perbankan syariah, selain memudahkan juga dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat terhadap bank syariah, terutama stigma bahwa bank syariah hanya berorientasi pada komersial, namun dengan adanya Ziswaf ini semakin menunjukkan urusan perbankan syariah sangat berperan dan berkontribusi penting dalam urusan sosial.
Selain potensi Ziswaf yang sudah berjalan optimal tersebut, BSI yang memiliki fokus dalam mengusung Digitalisasi Ekosistem Islam, saat ini telah bekerjasama dengan 63 ribu lebih masjid di Indonesia dengan dana murah mencapai 1,8 triliun rupiah, juga dengan Pesantren yang hampir mencapai 10 ribu dengan dana murah akan mencapai 1 triliun rupiah.
Berbagai ikhtiar ini tentu akan semakin besar dampaknya terhadap umat dan bangsa, jika disertai kepercayaan dan dukungan yang tidak putus oleh para pemangku kepentingan utamanya masyarakat Indonesia. Dengan seperti itu, Indonesia Maju akan bisa menjadi kenyataan dan segera kita nikmati manfaatnya. Semoga.