Selama empat hari mengunjungi beberapa kabupaten di Sulawesi Selatan, akhirnya perjalanan Rihlah Budaya yang saya ikuti tuntas di Makassar. Kami berinisiatif menggelar Dialog Budaya di Techno Park Universitas Hasanuddin (Unhas), Makassar. Tema yang diangkat yakni, “Telusur Manuskrip di Sulawesi Selatan: Cahaya Nabi dalam Naskah Sulawesi”. 

Dialog ini dimoderatori Ibu Husnul Fahima Ilyask mahasiswa binaan Prof. Oman Fathurahman, M. Hum. Dalam bidang Filologi. Prof. Oman menjadi narasumber, sekaligus juga mengikuti perjalanan kami ke beberapa situs di Sulsel. 

Salah satu bagian yang diceritakan Prof. Oman adalah kunjungan kami di Cikoang, Kabupaten Takalar, dan membaca karya Syekh Zainal Abidin. Beliau mengaku sudah sering membaca manuskrip, namun baru kali itu merinding membaca tulisan Syekh Zainal Abidin. 

Syekh Zainal Abidin adalah ulama yang pernah menuntut ilmu langsung di Mekkah. Beliau juga menulis mushaf Al-Quran di Sinjai, dan sebagian disimpan di museum Batara Guru Palopo. Selain berkarya, Syekh Zainal Abidin juga aktif berdakwah. Adapun wilayah dakwahnya meliputi; Pammana Wajo, Pompanua Bone, Timurung Bone, Soppeng, Polewali, Palopo, Sinjai hingga Singapura.

Narasumber lainnya adalah Ir. Fadli Ibrahim Surur, pengurus Yayasan Ibrahim Surur. Meski bukan berlatar belakang keilmuan filologi ataupun sejarah, Fadli tertarik mempelajari naskah-naskah kuno dan menuliskannya ke dalam buku. 

Sementara, sebagai pihak yang sebenarnya tidak sengaja terjun ke penelitian manuskrip dan dialog di situs-situs sejarah, saya berharap, semakin banyak orang muda yang tertarik untuk flashback ke peradaban dulu. 

Kegiatan telusur budaya hingga dialog murni saya lakukan, awalnya karena tergerak untuk mengetahui silsilah keluarga. Dari silsilah tersebut, terbuka serpihan-serpihan informasi mengenai kegiatan dakwah, tokoh-tokoh ulama dan pengajar Islam, bahkan fiqh atau praktik-praktik syariah di wilayah Sulawesi Selatan. 

Ternyata, dari penelusuran tersebut, banyak wawasan dan inspirasi yang saya dapatkan, dan mudah-mudahan dapat menjadi pemicu dan sumbangsih kami untuk perkembangan ilmu pengetahuan.