Sosoknya sangat teduh dan menjadi tempat menimba ilmu dan kearifan (wisdom). Sabtu, 25 Februari 2023, beliau berpulang, setelah dirawat di sebuah rumah sakit di Bintaro. 

Puang K.H. Ali Yafie merupakan akademisi yang sempat memiliki karir di bidang politik, lalu menghabiskan sisa hidup beliau untuk mengabdi pada organisasi keumatan. Beliau pernah menjadi Dekan di Fakultas Ushuluddin IAIN Makassar, dan Rektor Institut Ilmu-Qur’an. Almarhum juga pernah menjabat anggota DPR RI sampai tahun 1987. 

Institusi kehakiman dan perbankan juga pernah disinggahi almarhum, dengan jabatan Hakim Pengadilan Tinggi agama Makassar, Kepala Inspektorat Peradilan Agama, dan Dewan Pengurus Syariah Bank Muamalat Indonesia.

Pada Muktamar NU di Surabaya (1971), Puang Ali terpilih menjadi salah seorang Rais Syuriyah PBNU. Lalu, pada Muktamar NU di Semarang (1979) dan Situbondo (1984), beliau diberi amanah kembali sebagai Rais Syuriyah PBNU.

Pada 1990-2000, Puang Ali lalu menjabat Ketua Umum MUI, kemudian menjadi Dewan Penasehat Ikatan Cendekiawan Muslim Indonesia (ICMI). Puang Ali turut mendedikasikan dirinya untuk menjadi Pengasuh Pondok Pesantren Darul Dakwah Al Irsyad, Pare-Pare, Sulawesi Selatan yang didirikannya sejak 1947.

Saya pun baru mengenal sosok beliau secara langsung saat telah hijrah ke Jakarta. Sebagai sosok yang ternyata masih memiliki hubungan keluarga, saya merasa bersyukur dan tidak menyia-nyiakan kesempatan untuk meminta nasihat kepada beliau. 

Istri dan anak secara rutin saya ajak untuk ke kediaman beliau. Bahkan, nama anak terakhir saya, Muhammad Ali, adalah nama pemberian Puang Ali

Saat berpulang Puang Ali, tokoh bangsa dan tokoh umat ramai mengirimkan doa terakhir. Masya Allah, begitu banyak sosok di dunia yang mendoakan beliau. Insya Allah Puang Ali husnul khatimah dan meninggalkan banyak amal jariyah sebagai bekal di akhirat kelak.