Berbeda sungguh kesan yang saya dapatkan manakala didaulat menjadi pembicara di forum Pelantikan dan Rapat Kerja Pengurus Majelis Daerah KAHMI dan FORHATI Kabupaten Karawang Periode 2022-2027 di Palu, Sulawesi Tengah pada Oktober lalu. 

Sebuah kehormatan bagi saya dapat berbicara di hadapan para senior, teman segenerasi, hingga junior di HMI (Himpunan Mahasiswa Islam). Saya diundang oleh Gus Chim (begitu sapaan Kanda Muslim Hafidz), salah satu Presidium MD KAHMI Kabupaten Karawang dan pernah menjadi salah seorang Majelis Pertimbangan dan Konsultasi (MPK) PB HMI 2013-2015.

Saya menyampaikan antara lain, pertama, sejarah kelahiran KAHMI maupun FORHATI sebagai wadah pemersatu. Sejarah menorehkan, HMI pernah melewati masa sulit untuk konsolidasi pada 1965. Dan sampai sekarang, peranan KAHMI dan FORHATI untuk menghimpun kekuatan (potensi dan sinergi alumni HMI) dalam menjawab tantangan dan perubahan.

Kedua, KAHMI ada karena HMI. Kesinambungan kerja alumni sebagai kader umat dan bangsa dalam mewujudkan tujuan HMI yakni “terbinanya insan akademis, pencipta, pengabdi yang bernafaskan Islam, dan bertanggung jawab atas terwujudnya masyarakat adil makmur yang diridhoi Allah SWT.”

Beberapa poin yang saya sampaikan dalam forum tersebut kiranya menjadi sumbang saran jelang Musyawarah Nasional Korps Alumni Himpunan Mahasiswa Islam (Munas KAHMI) di Palu, Sulawesi Tengah yang dilaksanakan 24-28 November 2022.

Ketiga, reaktualisasi HMI connection atau penguatan jaringan HMI di berbagai sektor. Selama ini harus diakui jejaring KAHMI solid pada ruang politik, sedang ruang ekonomi, sosial, budaya, dan lain sebagainya masih belum optimal.

Pengalaman berkeliling Indonesia, mungkin sekitar 350 hingga 400 kabupaten/kota telah kami lalui. Bertemu dengan banyak sekali KAHMI di berbagai pengabdian. Banyak pembelajaran dapat dipetik dari sama.

Satu yang pasti, KAHMI memiliki modal sosial berupa nama-nama yang harum dengan kiprah terbaik di level lokal, nasional, bahkan internasional. Perjuangan yang relevan bagi kita hari ini, adalah meramu modal tersebut menjadi kapal besar yang utuh dan berlayar ke pulau harapan.